Cikal Bakal James Riady Bangun Siloam Hospital

Ide membangun rumah sakit Siloam bermula saat CEO Lippo Grup James Riady pindah ke Lippo Village di Karawaci, Kota Tangerang tahun 1995. Kala itu, James tidak hanya membawa anak dan istri, tapi juga turut membawa orang tua dan mertuanya.

James kemudian berpikir tentang kehadiran sebuah rumah sakit untuk berjaga-jaga jika orang tua dan mertuanya membutuhkan pertolongan darurat. Sebab jarak dari Karawaci menuju rumah sakit di Jakarta mencapai 32 km.

"Jadi bingung bagaimana kalau mereka terkena penyakit kanker, jantung, dan kecelakaan besar. Sebab ke Jakarta itu 32 km," ujarnya saat memberi sambutan peresmian Siloam Hospital Semarang, Jawa Tengah, Rabu (5/9).

Dia kemudian membangun rumah sakit yang memiliki kekhususan dalam menangani pasien yang mengalami ketiga penyakit tersebut.

James bertekad menjadikan rumah sakit tersebut berstandar internasional. Dia bahkan memanggil seorang profesor dari John Hopkins University di Amerika Serikat untuk menyempurnakan pelayanan rumah sakit yang dibangunnya itu.

Pembenahan demi pembenahan mulai dilakukan, seperti pembaharuan layanan emergency call atau panggilan gawat darurat hingga budaya reaktif dalam penanganan pasien.

"Hasilnya, kami yang pertama raih sertifikat JCI (Joint Commission International). Sehingga pasien berasuransi internasional bisa masuk," urainya.

Sementara nama Siloam diambil dari sebuah kolam suci di Yerusalem yang memiliki air suci. Dikisahkan bahwa setiap orang yang berendam di kolam tersebut akan tersembuhkan dari beragam penyakit.

"Kita ingin agar pasien yang masuk di Siloam juga bisa sembuh," tukasnya.

Kini Siloam Hospital Semarang merupakan rumah sakit ke-34 yang dibangun Siloam Hospital Grup di seluruh tanah air. Selain itu, Siloam juga memilki 106 klinik di Singapura, 4 rumah sakit di Myanmar, 12 rumah sakit di Jepang, dan 2 rumah sakit di Tiongkok. [fiq]