Hal itu diperlihatkan IDI lewat proses pencegahan di pintu masuk manusia di bandara, pelabuhan, hingga perbatasan. Dimana, alat yang digunakan untuk mendeteksi seseorang yang terjangkit, yaitu thermal scanner belum efektif.
"Deteksinya itu hanya thermal (suhu tubuh), kalau di bawah 38 dinyatakan lolos lewat, persoalannya (masa) inkubasi penyakit ini adalah 14 hari (berdasarkan ketentuan WHO)" kata Ketua Umum IDI Daeng M. Faqih dalam diskusi bertajuk '
Wabah Corona, Apa dan Bagaimana?' di Kantir CDCC, Jalan Warung Jati Timur No. 7, Jakarta Selatan, Kamis (20/2).
"Seandainya dia baru dinfeksi hari ini, sementara dia melewati detektor itu hari kelima (yang lalu) belom muncul gejalanya. Ya mungkin tidak terdeteksi, mungkin dia akan muncul gejala setelah hari ke sepuluh misalnya," sambungnya.
Apalagi, lanjut Daeng M. Faqih, perkembangan wabah kasus virus Covid-19 ini masih terus bertambah. Artinya, langkah antisipatif pemerintah harus lebih diperketat.
Salah satu cara yang menurut Daeng M. Faqih efektif adalah melakukan cek kesehatan hingga ke tingkat desa. Penyisiran itu bisa dilakukan pemerintah dengan memberikan perintah kepada pejabat di daerah.
"Pemerintah ini mampu, karena punya puskesmas di seluruh kecamatan. Kalau bisa melakukan aktif deteksi dini. Kawan-kawan Puskesmas ini bisa, karena penyakit-penyakit lain pun bisa," kata Daeng M. Faqih.
"Kalau pelacakan kasus memang tidak bisa, karena kasusnya belum ada," tambahnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: