“Ini (test kit) tidak untuk diagnosis, tapi untuk melihat apa sudah terdapat antibodi. Jika seseorang dalam masa inkubasi maka belum terdetect. Sehingga bisa dibilang negatif palsu. Suatu ketika nanti bergejala maka akan menularkan,†jelas Erlina saat menjadi narasumber ILC, Selasa malam (24/3).
Untuk itu, dokter berusia 54 tahun dari Universitas Andalas, Sumatera Barat, menyarankan agar pemerintah untuk membeli
rapid test kit berbasis PCR (
Polymerase Chain Reaction) yang bisa mendeteksi langsung dalam 15 menit, yang harganya di kisaran Rp 300 juta.
“Karena ini kadung dibeli ke depannya jangan deh. Rapid test ini harus dikonfirmasi lagi dengan PCR, ini kan memakan waktu panjang dan kedua boros juga dalam biaya,†ujar peraih gelar doktor dari Jerman ini.
Sebelumnya, jurubicara pemerintah untuk penanggulangan virus corona atau Covid-19, Achmad Yurianto menyebut, 150
ribu kit test Covid-19 telah sampai di Indonesia. Selanjutnya, kit test tersebut akan disebar ke seluruh Indonesia.
Dengan 150 kit ini akan dilaksanakan
rapid test bagi mereka yang diketahui berhubungan dengan kasus positif Covid-19. Mereka disebut sebagai kelompok berisiko.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: