Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Arus Mudik Tinggi, Pakar: Selama Virus Masih Ditransmisikan Secara Aktif Maka Penderita Bertambah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 01 April 2020, 13:09 WIB
Arus Mudik Tinggi, Pakar: Selama Virus Masih Ditransmisikan Secara Aktif Maka Penderita Bertambah
Virus Corona/Net
rmol news logo Arus mudik tahun ini bergerak jauh lebih cepat. Pemberlakuan bekerja dari rumah (WFH) serta sistem belajar dari rumah (Home Learning), yang menjadi faktor pendorong perantauan pencari kerja di Jakarta pulang kampung lebih cepat.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Ribuan perantau juga terancam kehilangan pekerjaannya karena usaha yang diterjang wabah virus corona.

Mereka pun memilih segera mudik sebelum arus jalan ke beberapa kota ditutup karena wabah ini.

Gerakan mudik dari Jakarta ke daerah akan memunculkan kasus baru. Para pemudik bisa saja menjadi pembawa virus ke daerahnya yang mungkin masih bebas dari virus.
 
Pakar virus Universitas Brawijaya (UB) Malang Andrew William Tulle mengatakan, jika upaya pencegahan transmisi dapat dimaksimalkan, perkiraan puncak wabah juga akan bergeser dan wabah virus bisa segera berakhir.

Sayangnya, selama ini virus corona masih ditransmisikan secara efektif antarmanusia, sehingga jumlah penderita terus bertambah.

Andrew mengungkapkan, perlunya menghambat penyebaran dengan mengurangi transmisi.

”Upaya yang dapat dilakukan adalah menghambat penyebaran dengan mengurangi kemungkinan transmisi virus antarmanusia, hingga seluruh penderita sembuh dan terbebas dari virus,” kata Andrew, melansir Antara, Rabu (1/4).

Virus corona merupakan virus yang memiliki selubung di bagian luar yang disebut envelope. Jika envelopenya rusak akan menjadi inaktif. Oleh karena itu, virus-virus envelope mudah diinaktifkan.

Namun, virus corona berbeda dengan virus envelope yang lain, karena lebih mampu bertahan di lingkungan.

Belum diketahui faktor yang menyebabkan virus corona lebih stabil dan bisa bertahan.

Penelitian terbaru di NIH (National Institute of Health, US), virus corona dapat bertahan di lingkungan selama delapan jam dengan sedikit penurunan jumlah mulai terjadi pada tiga jam pertama.

Selain itu, virus tersebut juga dapat bertahan cukup lama pada permukaan benda mati. Waktu paro virus, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk jumlah virus berkurang menjadi separonya, pada permukaan tembaga sekitar tiga jam, kertas kardus sekitar delapan jam, besi selama 13 jam, dan plastik selama 15 jam.

Bahkan, covid-19 ini masih terdeteksi di besi dan plastik hingga 72 jam, tetapi jumlahnya sudah turun hingga sepertiganya.

"Namun, penelitian tersebut hanya menguji stabilitas virus, belum diketahui apakah virus tersebut masih infeksius atau tidak,” ujar Andrew. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA