Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Praktisi: Keberadaan Teman Curhat Sangat Penting Saat Menghadapi Pandemik Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Senin, 06 April 2020, 01:55 WIB
Praktisi: Keberadaan Teman Curhat Sangat Penting Saat Menghadapi Pandemik Covid-19
Ilustrasi/Net
rmol news logo Tak bisa dipungkiri beberapa masyarakat mengalami kepanikan dalam situasi pandemik virus corona atau Covid-19 yang kini menjangkit tanah air.

Terlebih dalam kondisi sekarang ini masyarakat, termasuk dunia dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan keadaan seperti dengan melakukan social distancing dan berbagai perubahan lainnya. Penyesuaian dan perubahan itu sendiri dapat memicu stres, ditambah belum ada kepastian kapan Covid-19 akan berakhir.

Dalam situasi seperti saat ini, Dosen Departemen Psikologi klinis yang juga asosiat di pusat Psikologi Unpad, Ahmad Gimmy Prathama, menilai sangat penting adanya teman berbagi curahan hati (Curhat). Terkhusus bagi orang-orang yang berada dalam garda terdepan menghadapi Covid-19 ini seperti dokter, aparat keamanan, dan pewarta berita atau wartawan dan bagi masyarakat pada umumnya.

“Temukan tempat-tempat di mana kita bisa curhat, kalau kita sudah mulai merasa lemah, lelah, letih, kita harus punya media untuk itu. Penyaluran ini sangat penting karena sekarang ini sudah banyak konsultasi-konsultasi online di ikatan psikologi klinis itu sudah ada online,” jelas Ahmad Gimmy Prathama dilansir Kantor Berita RMOLJabar, Minggu (5/4).

Menurut Gimmy, penting bagi perusahaan maupun instansi khususnya untuk profesi-profesi di atas untuk menyediakan layanan konsultasi atau teman curhat.

“Jadi di instansi-instansi atau di institusi sekalipun harus ada yang bisa menjadi tempat curhat, atau mungkin personalianya atau siapa yang di percaya untuk itu, yang memang menjadi tokoh informal yang bisa memberikan nasihat atau memberikan bimbingan atau ada psikolog ada psikiater di situ. Semua harus dibekali apa yang harus kita lakukan, atau setidaknya menjadi teman curhat, menjadi teman untuk berkeluh kesah,” kata Gimmy.

Sebab mereka yang berada di garda terdepan seperti dokter dan tenaga medis yang ada di lapangan, biasanya bisa mengalami suatu kodisi yang dinamakan brain out atau letih secara emosional.

“Merasa tidak termotivasi lagi ketika bangun pagi, terus tidak mau lagi mencapai prestasi, enggak mau belajar lagi, enggak mau meningkatkan kemampuan lagi. Nah itu adalah ciri-ciri brain out,” ujarnya.

Selain tempat penyaluran perasaan, hal lainnya yang dapat dilakukan saat stres adalah dengan melakukan relaksasi atau mindfull.

“Mindfull itu perlu, jadi bangun tidur juga bersyukur terus kita masih hidup, ada rencana apa hari ini. Apa yang bisa membuat kita lebih (semangat) gitu,” sambungnya.

Selanjutnya, berfikir positif dan kenali kemampuan diri, dan tetap maksimal menggunakan potensi yang dimiliki. Semisal wartawan mau menulis, mau melaporkan sesuatu, tetap lakukan yang terbaik yang bisa dilakukan.

Lebih lanjut dalam kondisi saat ini, sangat wajar dan semua orang dapat stres. Bahkan seorang psikologi sekalipun.

“Artinya curhat bisa mengurangi sedikit, karena semua musibah ini dialami oleh semua orang. Semua orang sama bingunnya kok, psikologi pun belum tentu lebih kuat dari yang ditangani. Semua juga bingung,” tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA