Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Giatkan Tes Masif Selama PSBB, Pemprov Jabar Akan Sasar Pasar-pasar Tradisional

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Selasa, 12 Mei 2020, 09:15 WIB
Giatkan Tes Masif Selama PSBB, Pemprov Jabar Akan Sasar Pasar-pasar Tradisional
Tes Masif bakal lebih digiatkan selama Jawa Barat terapkan PSBB tingkat provinsi/Net
rmol news logo Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat akan lebih menggiatkan tes masih selama pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi. Diharapkan, Dinkes Jabar bisa melokalisir wilayah yang punya tingkat penyebaran tinggi hingga tidak melebar ke wilayah lain.

Hal ini diungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar sekaligus Jurubicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Berli Hamdani. Menurut Berli, tes masif khususnya tes swab metode Polymerase Chain Reaction (PCR) terus digelar selama PSBB Tingkat Provinsi Jabar.

Pemprov Jabar sendiri, lanjut Berli, telah mendistribusikan sekitar 15.500 swab test kepada pemda kabupaten/kota di Jabar. Hingga Senin (11/5), Pemprov Jabar sendiri telah melakukan 55.500 swab test.

Ada pun swab test yang akan dilakukan pada masa PSBB Jabar kali ini menyasar kelompok masyarakat yang masih berkumpul. Seperti di pasar-pasar tradisional.

“Dimulai hari ini (kemarin, red) di Kabupaten Bogor bersama dengan Kabinda (Kepala Badan Intelijen Negara Daerah Jabar) dan BIN pusat. Pada kegiatan tersebut kami dibantu dengan sarana kendaraan khusus laboratorium oleh BIN pusat. Kendaraan berupa bus dan di dalamnya ada laboratorium mini yang bisa melakukan pemeriksaan PCR,” tutur Berli, Senin (11/5), dikutip Kantor Berita RMOLJabar.

“Tes swab itu InsyaAllah dilakukan di Bodebek dan Bandung Raya, kemudian secara bertahap akan menyeluruh ke daerah lainnya di Jawa Barat,” tambahnya.

Berli pun menegaskan, dari penelusuran kontak, pihaknya telah berhasil melokalisir penyebaran Covid-19 di Jabar. Saat ini yang masih terjadi adalah kasus penularan lokal, sementara untuk imported case atau kasus impor bisa dikendalikan dengan pemberlakuan PSBB yang berhasil mengurangi pergerakan masyarakat hingga di bawah 30 persen.

Selain itu, larangan mudik pun dinilai sangat berpengaruh terhadap pengendalian imported case.

“Tadi pagi juga sudah dilakukan rapat kordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Banten dan DKI. Di mana kami sepakat akan ditingkatkan pengendalian pemudik mulai dari daerah asal mudik seperti wilayah Jakarta dan sekitarnya. Untuk wilayah Jawa Barat itu Bodebek,” katanya.

Selain itu, Berli berujar bahwa tidak ditemukan klaster baru selain lima klaster (dua di Bogor, satu di Sukabumi, satu di Karawang, dan satu di Lembang) yang telah ditemukan dalam penularan virus SARS-CoV-2 itu di Jabar.

Dari lima klaster yang sudah teridentifikasi tersebut, semua kontak yang ada sudah di-tracing dan diperiksa. Hasil dari 105.000 Rapid Diagnostic Test (RDT) menggunakan sampel darah yang sudah dilakukan, sebanyak 2.088 orang berstatus reaktif. Dari jumlah reaktif tersebut, dipastikan kembali dengan uji PCR dan hasilnya sekitar 200 orang positif.

“Kemudian yang PCR positif sudah dilakukan tindak lanjut, baik dengan isolasi mandiri oleh Gugus Tugas kabupaten/kota masing-masing maupun oleh Gugus Tugas Provinsi Jabar di BPSDM,” tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA