Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Indonesia Posisi Ke-23 Korban Tewas Akibat Covid-19, Alvin Lie: Mengajak Damai Sebelum Menang Perang Sama Dengan Kalah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yelas-kaparino-1'>YELAS KAPARINO</a>
LAPORAN: YELAS KAPARINO
  • Minggu, 17 Mei 2020, 06:52 WIB
Indonesia Posisi Ke-23 Korban Tewas Akibat Covid-19, Alvin Lie: Mengajak Damai Sebelum Menang Perang Sama Dengan Kalah
Ilustrasi/Net
rmol news logo Apa mau dikata. Menurut data Johns Hopkins University School of Medicine di Baltimore, Maryland, dari 188 negara Indonesia berada di posisi ke-33 dalam hal penyebaran virus corona baru atau Covid-19.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dari catatan yang dikumpulkan universitas yang berdiri tahun 1893 itu, ada sebanyak 17.025 kasus di Indonesia.

Sementara dari sisi korban jiwa akibat virus mematikan yang menyebar dari Wuhan, China itu, Indonesia berada di posisi ke-23 dengan angka kematian sebanyak 1.089 pasien.

Berdasarkan data-data yang ada, baik yang dikumpulkan pihak Indonesia maupun pihak-pihak lain di luar negeri seperti Johns Hopkins University School of Medicine, keinginan untuk melakukan pelonggaran atau relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) patut dinilai tidak tepat.

“Kondisi masih begini kok malah akan kendurkan dan akhiri pembatasan pergerakan manusia,” ujar anggota Ombudsman Republik Indonesia Alvin Lie dalam perbincangan dengan redaksi Kantor Berita Politik RMOL, Minggu pagi (17/5).

“Berdamai itu ketika kita sudah menang perang. Ngajak berdamai ketika belum menang itu tandanya menyerah kalah,” demikian Alvin Lie.

Catatan yang dimiliki Johns Hopkins University School of Medicine merujuk pada data yang dimiliki Gugus Tugas Covid-19 Indonesia yang dipimpin Letjen Doni Monardo.

Dari data terakhir yang dikumpulkan Gugus Tugas Covid-19 disebutkan sebanyak 12.025 pasien sedang dalam perawatan dan 3.911 telah berhasil disembuhkan.

Beberapa hari terakhir ini relaksasi atau pelonggaran di sejumlah daerah memberlakukan PSBB sangat terasa. Masyarakat kerap berkumpul di tempat publik, dengan mengabaikan protokol kesehatan.

Di sosial media berkembang berbagai sindiran. Ada yang mengatakan PSBB sebagai singkatan dari Peraturan Sering Bikin Bertengkar (PSBB) karena di lapangan kerap ditemukan kasus pertengkaran akibat perbedaan tafsir pelaksanaan PSBB.

Ada juga mengatakan PSBB sebagai singkatan dari Pembatasan Sosial Bodoh-bodohan merujuk pada ketidaktegasan dalam pelaksanaannya.

Kalangan tenaga medis yang berada di garis depan juga telah memperlihatkan kekecewaan mereka pada pelonggaran PSBB dan ketidakseriusan di sejumlah tempat. Aksi protes ditunjukkan dalam kampanye “Indonesia Terserah”. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA