Pernyataan ini untuk menjawab klaim dokter terkemuka Italia bahwa virus corona telah melemah hingga menyebabkan pandemik Covid-19 kehilangan potensinya.
"Dalam hal penularan, itu tidak berubah, dalam tingkat keparahan, itu juga tidak berubah," kata ahli epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove, seperti dikutip dari
Reuters.
Martin Hibberd, profesor penyakit menular di London School of Hygiene & Tropical Medicine, mengatakan studi besar yang melihat perubahan genetik pada virus SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19 tidak mendukung gagasan bahwa virus menjadi tak berpotensi atau melemah dengan cara apa pun.
"Dengan data lebih dari 35.000 seluruh genom virus, saat ini tidak ada bukti bahwa terdapat perbedaan signifikan terkait tingkat keparahan," katanya mendukung pernyataan Kerkhove.
Sebelumnya, dokter terkemuka Italia, Profesor Alberto Zangrillo, kepala ICU di Rumah Sakit San Raffaele Italia di wilayah Lombardi, mengatakan melalui siaran televisi bahwa virus corona 'secara klinis tidak ada lagi' atau telah melemah.
Menimpali pernyataan Kerkhove, Zangrillo mengaku apa yang dipelajarinya telah diperkuat oleh sebuah studi yang dilakukan sesama ilmuwan, Massimo Clementi.
Studi oleh Clementi, direktur laboratorium mikrobiologi dan virologi San Raffaele, membandingkan sampel virus dari pasien Covid-19 di rumah sakit yang berada di Milan pada Maret dengan sampel dari pasien Covid-19 pada Mei.
"Hasilnya jelas, perbedaan yang sangat signifikan antara beban virus pasien yang dirawat pada Maret dibanding pasien yang dirawat Mei lalu,†kata Zangrillo.
"Kami tidak pernah mengatakan bahwa virus tersebut telah berubah, kami mengatakan bahwa interaksi antara virus dan perantaranya sudah pasti berubah," jelas Zangrillo lagi.
Menurutnya, hal ini bisa disebabkan oleh karakteristik virus yang berbeda, yang katanya belum diidentifikasi, atau karakteristik berbeda pada mereka yang terinfeksi.
Namun, Maria Van Kerkhove bersama sejumlah ahli virus dan penyakit menular lainnya, tetap bersikeras menyebutkan bahwa pernyataan Zangrillo itu tidak didukung oleh bukti ilmiah.
Menurutnya, bukan sesuatu yang aneh untuk virus bermutasi dan beradaptasi ketika menyebar.
Debat yang terjadi pada Senin itu menyoroti bagaimana ilmuwan memantau dan melacak virus baru tersebut. Pandemi Covid-19 sejauh ini telah menelan lebih dari 370.000 korban jiwa dan menginfeksi 6 juta orang lebih secara global.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: