Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Penuhi SNI Dan Lolos Uji Klinis, Vent-I Siap Bantu Penanganan Covid-19 Di Seluruh Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Kamis, 25 Juni 2020, 10:50 WIB
Penuhi SNI Dan Lolos Uji Klinis, Vent-I Siap Bantu Penanganan Covid-19 Di Seluruh Indonesia
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, mencoba ventilator portabel made in Indonesia/Istimewa
rmol news logo Alat bantu pernapasan atau ventilator menjadi sebuah alat krusial dalam menangani pandemik Covid-19. Namun, jumlah ventilator sangat terbatas dan sempat bergantung kepada produk luar negeri, pun berharga mahal.

Atas dasar itulah, perguruan tinggi di Jabar, Universitas Padjadjaran dan Institut Teknologi Bandung, serta Rumah Amal Salman berinovasi membuat ventilator portabel Vent-I yang terjangkau guna membantu penyembuhan pasien Covid-19.

Dr. Reza Widianto Sudjud selaku pengembang sisi medis dan end user Vent-I dari Unpad mengatakan, ventilator portabel sudah lolos uji Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan. Vent-I pun telah memenuhi standar SNI IEC 60601-1:204 yang memuat persyaratan umum keselamatan dasar dan kinerja esensial.

“Vent-I dinyatakan lolos uji ketahanan. Kemudian, kami lakukan uji klinis. Uji klinis lolos. Setelah itu, kami mendapatkan izin edar,” ucap Reza di Rumah Sakit Melinda 2, Kota Bandung, Kamis (25/6).

Reza mengatakan, sejak Selasa (23/6), sebanyak 216 unit ventilator portabel Vent-I sudah didistribusikan ke seluruh Indonesia. Mulai dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, sampai Papua Barat.

“Vent-I ini menjadi inovasi dari Jawa Barat untuk Indonesia. Vent-I dapat membantu penanganan pasien positif Covid-19 di seluruh daerah Indonesia,” imbuh Reza, dikutip Kantor Berita RMOLJabar.

Reza mengatakan, target produksi sekitar 800-900 unit sampai minggu ke-2 Juli 2020. Unit tersebut diproduksi melalui kerja sama dengan berbagai pihak, di antaranya PT Dirgantara Indonesia (DI) dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jawa Barat.

“Jalur produksi assembly dilakukan di Politeknik Manufaktur dan Politeknik Bandung, dibantu beberapa SMK dan melibatkan Usaha Menengah dan Kecil UMK,” imbuhnya.

“Kontrol kualitas dan kalibrasi tetap dilakukan ITB. Mahasiswa ITB, UPI, Polman, dan Polban terlibat selama proses pengembangan, produksi dan kontrol kualitas,” tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA