Seekor llama betina berusia 4 tahun bernama Winter mulanya hanya seekor binatang liar biasa yang hidup di pegunungan Andes. Namun, setelah diberi versi aman dari virus SARS dan MERS pada 2016, sampel darah Winter menunjukkan bahwa dia bereaksi dengan mengembangkan antibodi, seperti dikutip dari
Daily Sabah, kamis (2/7).
Kali ini dia disuntik dengan protein yang ada di permukaan virus corona baru, dan dia kembali mengembangkan respons imun.
Sebuah studi dilakukan oleh para ilmuwan dari pusat VIB-UGent Belgia untuk bioteknologi medis dan University of Texas di Austin, yang diterbitkan Selasa (30/6) di jurnal Cell, menggunakan Winter sebagai pusat studi mereka.
Antibodi yang dihasilkan dari hewan berkaki empat ini berhasil menetralkan virus corona dalam percobaan laboratorium, dan ini menjadi yang pertama dalam bidang medis. Antibodi ini juga tampaknya mampu berperan dalam melindungi pembawa dan menetralkan ancaman virus.
Profesor Xavier Saelens dari VIB pernah menyampaikan kepada AFP, bahwa penelitian berbasis antibodi hewan llama ini sudah dilakukan sejak lama. Obat hasil penelitian juga sudah beredar di pasar farmasi.
“Sudah ada obat di pasaran yang diolah dari antibodi llama,†katanya merujuk pada caplacizumab, yang digunakan untuk medikasi kelainan darah thrombocytopenic purpura.
“Tujuan kami adalah menghasilkan pengobatan anti-virus yang akan melibatkan pemberian antibodi secara langsung kepada pasien,†katanya. Ia juga menambahkan bahwa pengujian pertama pada pasien manusia dapat dimulai sebelum akhir tahun.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: