persepsi risiko warga DKI pada new normal.
Peneliti Social Sciences Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Sulfikar Amir mengatakan, tingkat kepatuhan sosial warga DKI Jakarta dalam menjaga diri mencegah Covid-19 cukup tinggi.
"Seperti perilaku mencuci tangan, penggunaan masker dan menjaga jarak. Hasilnya 90% warga tertib mencuci tangan, 97% menggunakan masker, dan 90% memperhatikan
social distancing," kata Sulfikar dalam webinar bertajuk Indeks Persepsi Risiko dan kelurahan DKI Jakarta, Minggu (5/7).
Hal ini menurutnya cukup membangun optimisme pemerintah DKI Jakarta dan semua masyarakat untuk bersama membangun kedisiplinan dalam upaya menekan angka penyebaran Covid-19.
"Dari data ini kita bisa optimis bahwa warga DKI itu cukup disiplin dalam menjaga kepatuhan mereka dalam menerapkan perilaku kesehatan, sehingga ke depan bisa memberikan kontribusi dalam penanganan Covid-19 ini," sambungnya.
Meskipun demikian, 94% responden menyatakan tidak pernah melihat langsung penderita Covid-19. Sehingga ada kecenderungan lain yang bisa membuat masyarakat tidak begitu ketat dalam menjaga perilaku kesehatannya secara konstan.
"Jadi mayoritas orang di Jakarta belum melihat langsung orang yang terkena Covid-19, sehingga mereka tidak
aware. Ini jadi masalah juga karena bisa saja, mereka tidak menggunakan masker dengan benar, tidak disiplin menjaga jarak dan mencuci tangan," jelasnya.
Adapun jumlah responden dalam penelitian tersebut berjumlah 154.471 orang. Pengumpulan data dilakukan sejak tanggal 29 Mei hingga 20 Juni 2020. Dilakukan secara online melalui platform qualtrics yang disebar Melalui aplikasi pesan instan WhatsApp kepada warga DKI Jakarta.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: