Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Lonjakan Kasus Bisa Capai 4.000 Sehari, Indonesia Akan Jadi Hotspot Virus Corona Ketiga Di Asia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 07 Juli 2020, 07:59 WIB
Lonjakan Kasus Bisa Capai 4.000 Sehari, Indonesia Akan Jadi Hotspot Virus Corona Ketiga Di Asia
Ilustrasi/Net
rmol news logo Indonesia diperkirakan menjadi episentrum virus corona ketiga di Asia setelah China dan India, jika dilihat dari tren peningkatan angka kasus selama beberapa minggu terakhir.

Sebuah artikel yang dimuat media Australia Sydney Morning Herald (SMH) menyoroti angka kasus yang terus meningkat di Indonesia. Dalam tulisan yang berjudul ‘Indonesia set to become third virus hotspot in Asia, expert warns’ disebutkan bahwa peningkatan kasus akan terus berlanjut kecuali segera dilakukan langkah pencegahan.

Ahli epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono, dalam artikel itu,  mengatakan tingkat infeksi virus corona di Indonesia mencapai 4.000 kasus per hari, dan kemungkinan akan terus meningkat hingga September atau Oktober, berdasarkan hasil modelling universitas.
Jika itu terjadi, Indonesia benar-benar akan menjadi pusat Covid-19 ketiga di Asia setelah Tiongkok dan India.

Pada hari Minggu, Indonesia melaporkan adanya penambahan 1607 kasus infeksi baru dan penambahan 82 angka kematian baru. Sehingga total angka kasus Covid-19 di Indonesia per Senin (6/7) adalah 63.749 kasus positif dan 3171 kematian.

Jika tren infeksi saat ini terus berlanjut, akan melewati angka resmi China dari 83.557 kasus dan 4634 kematian dalam hitungan minggu, tulis artikel itu.

Meskipun para ahli telah mempertanyakan angka resmi China dan Indonesia, tren peningkatan tingkat infeksi di Indonesia jelas.

Pandu, yang telah memberi nasihat kepada gubernur provinsi di Jakarta, Jawa Barat, dan kota-kota lain tentang cara memerangi pandemi ini, mengatakan bahwa Indonesia perlu memperbanyak tes polimerase (PCR) secara merata ke daerah-daerah untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik terhadap penyebaran virus corona.

Angka ini, menurut Pandu, timbul karena ke depannya laju tes yang dilakukan akan semakin tinggi pula. Pasalnya saat ini skala pengujian spesimen Covid-19 yang mencapai rata-rata 20 ribu setiap hari, masih sangat kurang dan kecil.

"Angka-angka itu sangat rendah, itu adalah kesalahan," ungkap Pandu. "Peraturan pemerintah, bagaimana mereka melakukan pengujian, didasarkan pada gejala. Itu adalah kesalahan mereka."

Pandu juga menilai, Indonesia gagal menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka menekan laju penularan wabah corona. Pandu malah menyarankan supaya pemerintah lebih agresif mengampanyekan gerakan 3M.
Gerakan 3M adalah Mencuci tangan, Menjaga jarak, dan Mengenakan masker. Jika kampanye ini dijalankan, Pandu memperkirakan tingkat penularan Covid-19 yang  memuncak pada Juli 2020 akan menurun mulai Oktober mendatang.

"(Namun) dengan tidak adanya langkah-langkah baru yang ketat, Indonesia akan menjadi pusat (Covid-19) ketiga di Asia setelah Tiongkok dan India," ujar Pandu.

Hingga saat ini, Indonesia telah melakukan 3.377 tes Covid-19 secara nasional per juta orang. Bandingkan dengan negara asia lainnya. Menurut situs web pemantauan virus corona Worldometer , Singapura telah melakukan 129.509 tes per satu juta orang, Malaysia telah menguji 24.854 per juta orang, Thailand telah menguji 8648 per juta orang dan Filipina telah menguji 7286 orang per juta orang. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA