Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ilmuan Inggris Peringatkan Adanya Potensi Kerusakan Otak Pada Pasien Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 09 Juli 2020, 11:18 WIB
Ilmuan Inggris Peringatkan Adanya Potensi Kerusakan Otak Pada Pasien Covid-19
Tim ilmuan Inggris memperingatkan adanya potensi kerusakan otak pada pasien Covid-19/Net
rmol news logo Penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru (SARS-CoV-2), Covid-19 ternyata dapat menyebabkan komplikasi neurologis yang parah, termasuk peradangan, psikosis, dan delirium.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dari studi yang dilakukan oleh tim peneliti di University College London (UCL), ada gelombang potensial kerusakan otak yang ditemukan pada pasien Covid-19.

Studi yang dirilis pada Rabu (8/7) tersebut mengungkap, sebanyak 43 kasus pasien Covid-19 menderita disfungsi otak sementara, stroke, kerusakan saraf, dan efek kerusakan otak serius lainnya.

Sebelum studi tersebut, Reuters melaporkan, ada beberapa studi lainnya yang menunjukkan Covid-19 dapat merusak otak.

"Apakah kita akan melihat epidemi pada kerusakan otak skala besar terkait dengan pandemik, masih harus dilihat," ujar peneliti UCL's Institute Neurologi, Michael Zandi.

"Mungkin mirip dengan wabah encephalitis lethargica pada 1920-an dan 1930-an setelah pandemik influenza 1918," sambungnya merujuk pada wabah yang membuat jutaan orang seakan menjadi patung hidup dan hampir satu juta orang meninggal.

Covid-19 pada dasarnya adalah penyakit pernapasan. Namun para ahli saraf dan dokter spesialis otak menemukan bukti bahwa dampak Covid-19 pada otak sangat memprihatinkan.

"Kekhawatiran saya adalah bahwa kita memiliki jutaan orang dengan Covid-19 sekarang. Dan jika dalam waktu satu tahun kita memiliki 10 juta orang yang pulih, orang-orang itu memiliki defisit kognitif," terang seorang ahli saraf dari Western University Kanada, Adrian Owen.

"Maka itu akan mempengaruhi kemampuan mereka untuk bekerja dan melakukan kegiatan sehari-hari," lanjutnya.

Berdasarkan studi UCL yang diterbitkan dalam jurnal Brain, ada sembilan pasien yang mengalami peradangan otak dengan kondisi langka yang disebut acute disseminated encephalomyelitis (ADEM). Kondisi ini lebih sering terlihat pada anak-anak dan dapat dipicu oleh infeksi virus.

Tim peneliti juga  mengatakan biasanya akan melihat sekitar satu pasien dewasa dengan ADEM per bulan di klinik spesialis mereka di London. Namun saat ini pasien bertambah setiap satu pekan dan sangat mengkhawatirkan.

“Mengingat bahwa penyakit ini baru ada selama beberapa bulan, kita mungkin belum tahu kerusakan jangka panjang apa yang dapat disebabkan Covid-19,” ujar Ross Paterson, yang ikut memimpin penelitian tersebut.

"Dokter perlu mewaspadai kemungkinan efek neurologis, karena diagnosis dini dapat meningkatkan hasil pasien," sambungnya.

Owen mengatakan bukti yang muncul menggarisbawahi perlunya penelitian besar dan terperinci dan pengumpulan data global untuk menilai seberapa umum komplikasi neurologis dan psikiatrik terhadap pasien Covid-19.

"Penyakit ini memengaruhi banyak orang. Itu sebabnya sangat penting untuk mengumpulkan informasi ini sekarang," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA