Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kasus Corona Masih Tinggi, Pengamat: Harus Diakui Tingkat Disiplin Kita Belum Seperti Jepang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Senin, 13 Juli 2020, 10:41 WIB
Kasus Corona Masih Tinggi, Pengamat: Harus Diakui Tingkat Disiplin Kita Belum Seperti Jepang
Pengamat kesehatan, Hasbullah Thabrany/Net
rmol news logo Jumlah kasus positif yang masih terus melonjak hingga akhir pekan kemarin menjadi sorotan pengamat kesehatan, Hasbullah Thabrany.

Menurutnya, pertambahan positif corona paling tinggi pada Kamis (9/7) yang mencapai 2.657 kasus seharusnya menjadi cambuk bagi masyarakat untuk sadar disiplin protokol kesehatan.

Apalagi, karakteristik masyarakat Indonesia belum bisa disiplin menerapkan aturan pencegahan infeksi corona, seperti beberapa negara tetangga.

"Kita harus akui masyarakat kita bukan masyarakat yang biasa disiplin seperti di Jepang, Korea, atau di China," ujar Hasbullah saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Senin (13/7).

Hasbullah menilai, jumlah tes yang hingga kini reratanya sudah mencapai 20 ribu lebih akan percuma, jika tidak diimbangi dengan kesadaran masyarakat. Baik dalam hal menggunakan masker, menjaga jarak, hingga rajin mencuci tangan.

Salah satu contoh pembelajaran atas perilaku yang tidak displin bisa dipetik dari ditemukannya satu klaster baru di Pusat Pendidikan Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI AD Bandung, Jawa Barat. Di sana ditemukan 1.262 kasus positif akibat tidak cukup displin menerapkan protokol kesehatan.

"Dalam kondisi latihan (di Secapa) gitu kan enggak selalu bisa dijaga betul masker bisa pas, bisa tepat (penggunaannya). Jarak betul-betul lebih dari dua meter, pada beberapa hal bisa jadi pebih dekat," ungkapnya.

Oleh karena itu, Hasbullah berharap keapada masayarakat untuk lebih disiplin menjaga kesehatan dirinya dengan menerapkan protokol kesehatan. Karena selain agar tidak mudah terinfeksi virus, penerapan protokol juga bertujuan untuk mencegah penularan.

"Jadi akhirnya inilah yang harus masyarakat pahami, bahwa perilaku yang tidak bisa disiplin, yang tidak mau ikut aturan akhirnya akan menelan biaya lebih besar dalam bentuk orang lebih banyak yang sakit, lebih banyak yang mati. Itu juga biaya," bebernya.

"Jadi diperlukan kesadaran masyarakat untuk menghemat biaya-biaya negara. Jangan diboroskan dengan perilaku yang enggak disiplin. Jangan egois mau bawa caranya sendiri. Itu namanya egois," demikian Hasbullah Thabrany menambahkan. 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA