Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Transmisi Covid-19 Jalan Terus, Tak Ada Alasan Kuat Terapkan New Normal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Minggu, 26 Juli 2020, 22:39 WIB
Transmisi Covid-19 Jalan Terus, Tak Ada Alasan Kuat Terapkan <i>New Normal</i>
Diskusi publik daring bertema 'Mendamaikan Ekonomi dan Pandemi: New Normal Bukan Back To Normal' yang diselenggarakan Balitbang DPP Partai Demokrat/Repro
rmol news logo Indonesia sesungguhnya belum memenuhi persyaratan untuk memasuki dan menerapkan new normal atau adaptasi kehidupan baru.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Begitu kata Ketua Satgas Covid-19 RS Bhayangkara DIY, dr. Dian K Nurputra,  saat berbicara dalam diskusi publik daring bertema "Mendamaikan Ekonomi dan Pandemi: New Normal Bukan Back To Normal" yang diselenggarakan Balitbang DPP Partai Demokrat, Minggu malam (26/7).

"Sebenarnya berdasarkan (syarat) dari WHO, CDC (Centers for Disease Control and Prevention), ada beberapa syarat untuk kita masuk ke new normal. Sebenarnya itu semua kita (Indonesia) belum penuhi," kata dr. Dian.

Tak hanya itu, ia juga menilai penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara terus-terusan justru tidak akan menghentikan penyebaran virus. Sebab pada dasarnya, PSBB merupakan kebijakan untuk menahan laju transmisi virus agar tidak menyebar dengan cepat.

Mirisnya, dewasa ini laju transmisi penyebaran virus justru terus terjadi lantaran  pergerakan masyarakat yang semakin bebas. Apalagi sekarang PSBB sudah dilonggarkan, tidak seperti saat awal kasus Covid-19 ditemukan.

"Apakah laju transmisi akan terus? Ya akan terus, wong orangnya pindah terus kok, semua jalan-jalan, sementara kita tidak sadar membawa virus itu," jelas Dian.

Hal itu makin diperparah ketika komunikasi pemerintah keliru mengenai new normal. Menurutnya, saat ini banyak masyarakat salah dalam memahami arti new normal.

"Dengan berbagai macam pemberitaan dan cara komunikasi yang keliru, dan ketidakpahaman arti new normal sehingga dibaca normal, ya akhirnya jadi ambyar ya," terang Dian.

"Banyak pemahaman masyarakat yang saya tangkap dari survei saya, setelah PSBB kemarin (masyarakat menilai) virusnya berhenti, padahal tidak," sambung Dian.

Selain Kasatgas Covid-19 RS Bhayangkara DIY, turut hadir pula beberapa narasumber, di antaranya CEO RMOL Network dan Ketua Umum Jaringan Media Siner Indonesia (JMSI), Teguh Santosa; pengamat media Tomi Satryatomo, dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, yang dimoderatori olah Deputi Balitbang Partai Demokrat, Yan Harahap. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA