Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bio Farma Uji Klinis Fase III Vaksin Sinovac, Harapan Bagi Pengentasan Pandemik Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Selasa, 28 Juli 2020, 18:30 WIB
Bio Farma Uji Klinis Fase III Vaksin Sinovac, Harapan Bagi Pengentasan Pandemik Covid-19
Ilustrasi vaksin sinovac/Net
rmol news logo PT Bio Farma sebagai Holding BUMN farmasi dan produsen vaksin akan segera melakukan uji klinis tahap III terhadap vaksin Covid 19 dari Sinovac, China pada 3 Agustus 2020.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Terkait rencana tersebut, pengamat BUMN Toto Pranoto meminta publik untuk tidak meragukan kemampuan Bio Farma sebagai BUMN penghasil vaksin.

“Bio Farma merupakan perusahaan yang berusia lebih dari 100 tahun. Bio Farma juga dinilai sebagai "prominent company" dalam menghasilkan vaksin telah diakui WHO dan semua lembaga internasional serta telah melakukan ekspor ke lebih dari 100 negara,” ujar Toto dalam keterangannya, Selasa (28/7).

Dengan latar belakang seperti ini, tidak ada keraguan bahwa Bio Farma akan mampu melakukan uji klinis tahap III dengan baik.

Kendati demikian, Toto menyarankan agar perlunya kerja sama dan koordinasi kuat yang dilakukan Bio Farma bersama perguruan tinggi, pemerintah daerah, BPOM, dan para pemangku kepentingan lainnya agar uji klinis tahap III bisa dilakukan dengan cepat namun sesuai SOP yang ada.

“Koordinasi dan kerja sama yang kuat agar uji klinis cepat terlaksana,” katanya.

Sementara itu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio mengungkapkan, sampai saat ini progres persiapan vaksin Covid-19 baru menyentuh 30 persen.

Walaupun angkanya terbilang masih rendah, Amin menyebutkan bahwa progres yang sudah dijalani ini justru merupakan pondasi atau dasar dari tahapan riset selanjutnya.  

"30 persen itu adalah kalau kita bikin rumah, kita bikin pondasinya dulu bagian terpenting. Biasanya setelah pondasi selesai ke depan akan lebih cepat," kata Amin.

Eijkman diberi batas waktu sampai Maret 2021 untuk merampungkan riset terkait vaksin Covid-19. Terkait batas waktu yang diberikan pemerintah ini, Amin optimistis bisa menepatinya.

Bahkan, ia yakin produksi vaksin atas prakarsa Eijkman bisa dilakukan setidaknya Februari 2021 mendatang.

"Insya Allah bisa lebih cepat. Tapi ya tidak lebih cepat 6 bulan juga, agak sulit. Kami berupaya proses yang bisa diperpendek akan kami lakukan. Tapi terkait dengan tumbuhnya sel dan virus tak bisa dipercepat," jelasnya.

Untuk saat ini, riset vaksin Covid-19 yang dijalankan Eijkman sudah sampai proses pengembangan antigen, berupa protein rekombinan. Protein ini mewakili protein spike atau protein S dan protein N atau nucleocapsid yang menjadi sasaran vaksin.

"Karena dua mekanisme itu adalah dua mekanisme yang harus diblok oleh antibodi," demikian Amin. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA