Melalui pernyataan tertulisnya pada Selasa (4/8), CDC mengatakan, orangtua dan dokter harus lebih peka terhadap penyakit AFM pada anak selama empat bulan ke depan.
"(Misalnya) pada pasien dengan kelemahan tungkai tiba-tiba, terutama selama Agustus hingga November. Mengalami penyakit pernapasan atau demam baru-baru ini dan adanya sakit leher atau punggung, serta gejala neurologis apa pun. Mereka harus meningkatkan kekhawatiran," ujar CDC.
AFM merupakan penyakit neurologis yang menyebabkan kelumpuhan. Sejak 2014, wabah AFM muncul setiap dua tahun. Wabah terbesar terjadi pada 2018, ketika 238 orang di 42 negara mengidap penyakit tersebut dan hampir 95 persen di antaranya adalah anak-anak.
"Dokter anak dan layanan kesehatan harus siap untuk dengan cepat mengenali gejala AFM. Pengaturan waktu sangat penting dalam setiap langkah. Penanganan AFM yang cepat mengarah pada manajemen medis yang optimal," sambung CDC.
Walaupun hingga saat ini belum ada obat atau perawatan untuk AFM, namun diagnosis dini bisa meningkatkan efektivitas langkah-langkah seperti terapi fisik yang membantu korban mendapatkan kembali fungsi lengan dan kakinya yang lumpuh.
AFM adalah keadaan darurat medis dan pasien harus mencari perawatan medis segera, bahkan di daerah paling terdampak Covid-19 sekalipun, kata CDC.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: