Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Para Ahli Kesehatan Dunia: Jangan Berekspektasi Terlalu Tinggi Pada Vaksin Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 09 Agustus 2020, 10:46 WIB
Para Ahli Kesehatan Dunia: Jangan Berekspektasi Terlalu Tinggi Pada Vaksin Covid-19
Ilustrasi vaksin Covid-19/Net
rmol news logo Para ahli kesehatan dunia mengaku khawatir dengan situasi yang ada di masyarakat saat ini. Publik tampak memiliki ekspektasi yang sangat tinggi pada vaksin untuk bisa menghentikan pandemik Covid-19.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Tingginya ekspektasi publik muncul setelah banyak produsen yang mengaku optimis dan bahkan telah mengumumkan jadwal peluncuran vaksin Covid-19, baik pada akhir tahun ini maupun awal 2021.

Kendati begitu, para ahli mengatakan, jalan masih panjang. Belum ada bukti yang menunjukkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan saat ini efektif untuk menangani wabah.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus pun memperingatkan, tidak ada "peluru perak" yang bisa menghentikan wabah saat ini.

"Setiap upaya membuat vaksin mungkin berhasil di awal proses dan mungkin tidak berhasil di akhir proses," ujar Penasihat Senior Kesehatan Amerika Serikat, David Morens.

"Kita semua berharap dapat melakukannya dengan benar untuk pertama kalinya dalam enam hingga 12 bulan. Itu mungkin, tapi akan membutuhkan banyak keberuntungan," sambungnya seperti dikutip South China Morning Post.

Seperti halnya Morens, ahli vaksin sekaligus asisten profesor kesehatan di Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas George Washington, Jon Andrus mengatakan, pengembangan vaksin yang efektif belum tentu berhasil.

"Berbahaya bagi kita untuk meletakkan semua telur dalam satu keranjang dan lupa untuk tetap fokus pada apa yang seharusnya dilakukan saat ini," paparnya.

Sejauh ini, ada puluhan vaksin Covid-19 yang dalam tahap uji klinis pada manusia. Beberapa optimisme mengenai vaksin Covid-19 muncul karena pernyakit tersebut bisa hilang dengan tanggapan kekebalan alami, tidak seperti HIV.

Kendati begitu, muncul juga pertanyaan mengenai berapa lama kekebalan yang bisa diberikan vaksin Covid-19 dapat bertahan.

Selain itu, jika memang terbukti efektif, menurut para ahli, vaksin Covid-19 harus diberikan pada lebih dari 80 persen atau mungkin 95 persen populasi, mengingat angka penularannya yang tinggi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA