Para ilmuwan dalam konferensi persn pada Rabu (26/8) membuktikan bahwa gas ozon dengan konsentrasi 0,05 hingga 0,1 ppm tidak berbahaya bagi manusia, namun bisa membunuh virus.
Pembuktikan tersebut dilakukan dengan melakukan eksperimen menggunakan generator ozon di ruang tertutup dengan sampel virus corona. Selama 10 jam, ozon dengan konsentrasi rendah tersebut dapat membunuh 90 persen SARS-CoV-2.
"Penularan virus corona baru dapat dikutangi dengan perawatan ozon konsentrasi rendah secara terus menerus menggunakan sistem semacam ini," ujar ketua peneliti, Takayuki Murata seperti dikutip
CNA.
"Kami menemukan itu sangat efektif dalam kondisi kelembaban tinggi," sambungnya.
Penemuan tersebut juga sejalan dengan studi yang dilakukan oleh Institut Teknologi Georgia baru-baru ini yang menunjukkan bahwa ozon efektif dalam mendisinfeksi jas hazmat, kacamata, dan peralatan medis lainnya.
Atas penemuan para peneliti di Jepang, Fujiata Health University Hospital di Prefektur Aichi sudah memasang generator ozon untuk mendisinfeksi ruang tunggu dan ruang pasien.
Ozon merupakan sejenis molekul oksigen yang diketahui dapat menonaktifkan banyak patogen. Dalam penelitian sebelumnya, ozon dengan konsentrasi tinggi, yaitu 1 hingga 6 ppm memang dapat melawan virus corona namun juga berpotensi beracun bagi manusia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: