IDI yang menginisiasi doa bersama ini berharap dapat memberikan ketahanan mental kepada para dokter dan tenaga kesehatan (nakes) yang masih berjuang menghadapi pasien Covid-19 serta mendoakan atas perlindungan terhadap mereka dan keselamatan rakyat Indonesia di tengah pandemik.
Doa dipimpin oleh pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, K.H. Abdul Hakim Mahfudz diikuti ribuan masyarakat Indonesia yang tersambung langsung melalui kanal Youtube serta ruang digital Zoom, pada Rabu malam (2/9).
Perwakilan tokoh Islam, Gus Mus mengungkapkan kesedihan mendalam atas wafatnya penjuang kemanusiaan. Ia menekankan bahwa pandemi ini adalah persoalan bersama.
“Bukan persolaan para dokter atau tenaga medis, tetapi permasalahan kita semua karena virus ini menimpa kita semua. Kita tidak boleh melepas tangan untuk memerangi virus ini. Ini akan memberikan kesia-siaan merka yang telah berjuang mengakhiri Covid,†ujar Gus Mus.
Ia mengajak semua pihak untuk mengakhiri Covid-19 di Tanah Air. Caranya, yakni dengan mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan.
“Marilah kita memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan,†ungkapnya.
Pada doa yang diikuti sekitar sembilan ribu warga ini, pesan perubahan perilaku disampaikan oleh perwakilan tokoh masyarakat Chairul Tanjung. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan selalu mendukung pemerintah dalam perubahan perilaku untuk mengakhiri pandemi.
Hingga Rabu (2/9), sebanyak 104 dokter wafat saat bertugas dalam penanganan pasien Covid-19. Pemerintah berharap para dokter dan nakes dapat lebih optimal dalam melindungi diri sehingga tidak terpapar virus saat berada di garda terdepan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: