Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hati-hati Gangguan Cemas Di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Gejala Umumnya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 25 September 2020, 15:09 WIB
Hati-hati Gangguan Cemas Di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Gejala Umumnya
Clinical Psychologist & Hypnotherapist, Liza Mariely Djaprie dalam Farah ZoomTalk pada Jumat, 25 September 2020/RMOL
rmol news logo Pandemi Covid-19 tidak jarang memicu krisis kesehatan mental. Langkah-langkah pencegahan penularan virus hingga informasi betapa mematikannya penyakit tersebut membuat tidak sedikit orang merasa cemas.

Clinical Psychologist & Hypnotherapist, Liza Mariely Djaprie mengatakan, kecemasan adalah hal yang wajar. Namun kecemasan berlebih hingga menganggu fungsi kehidupan sehari-hari perlu diwaspadai.

"Kalau di psikologi, gangguan cemas tuh ada kecemasan menyeluruh, OCD, phobia, social anxiety, dan lain sebagainya. Yang menjadi pertanyaan adalah "kapan dia mulai menganggu?"," ujar Liza dalam Farah ZoomTalk bertajuk "Solusi Cerdas Atasi Cemas di Masa Pandemi" pada Jumat (25/9).

Dalam hal menjaga kesehatan mental, Liza mengurai, kecemasan tersebut harus diawasi karena juga dapat berimplikasi pada gangguan emosi lain, seperti depresi.

"Secara umum, apapun gangguan yang muncul, biasanya ada perubahan dalam diri kita yang signifikan," terangnya.

Terkait dengan gangguan kecemasan menyeluruh, Liza menyebukan ada beberapa gejala umum yang mungkin dapat diperhatikan.

Di antaranya adalah adanya satu hal yang terus menerus dipikirkan atau ditakuti, tubuh merasa tidak enak, jantung berdegup, menangis, hingga emosi meledak-ledak.

Selain itu, orang dengan gangguan kecemasan biasanya mengalami perubahan emosi secara fluktuatif, perubahan pola makan dan pola tidur.

"Ini orang yang biasanya salah nangkep. Orang banyak makan disangka bahagia, padahal itu adalah perubahan yang mungkin terjadi ketika dia merasa cemas," terangnya.

Untuk mencegah kecemasan menjadi suatu gangguan, Liza mengatakan ada beberapa hal yang dapat dilakukan.

Di dalam psikologi, terdapat istilah "monkey mind", di mana pikiran manusia kerap melompat ke masa lalu dan masa depan.

Jika seseorang cenderung sering melompat ke masa lalu, maka akan lebih mudah depresi. Sedangkan jika seseorang cenderung sering melompat ke masa depan akan lebih mudah merasa cemas.

Hal terbaik adalah dengan mencoba meminimalisir monkey mind dengan fokus pada masa sekarang. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan meditasi dan berolahraga. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA