Ketua IDI Aceh, Safrizal Rahman mengatakan, kondisi ini menunjukkan bahwa penyebaran Covid-19 di Provinsi Aceh belum mereda.
“Bahkan, tenaga kesehatan yang ikut terinfeksi kian bertambah,†kata Safrizal seperti diberitakan
Kantor Berita RMOLAceh, Rabu (30/9).
Safrizal menjelaskan, faktor utama tenaga kesehatan ikut terpapar corona adalah standar fasilitas di tempat pelayanan kesehatan belum maksimal. Meski tidak tertutup kemungkinan mereka tertular akibat berinteraksi di luar urusan kesehatan.
Menurut Safrizal, semua fasilitas pelayanan kesehatan di Aceh, baik itu rumah sakit maupun puskesmas harus memiliki protokol Covid-19 untuk
screening pasien. Dengan demikian, petugas medis dengan pasien tidak menjadi kontak erat.
Safrizal juga menyarankan agar rumah sakit membuat zonasi-zonasi area yang bebas Covid-19. Langkah ini diyakini bisa mengatur penggunaan APD di fasilitas pelayanan kesehatan. Zonasi uga akan berpengaruh pada penggunaan alat pelindung diri (APD).
"Apalagi APD adalah bahan habis pakai yang dibutuhkan terus menerus. Sementara persediaannya kadang ada, kadang tidak,†kata Safrizal.
Safriza juga menilai
positivity rate di Aceh masih tergolong tinggi. Oleh karenanya, pemerintah diharapkan fokus menurunkan laju peningkatan virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut di Aceh.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: