Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Harga Swab Test Dibandrol Rp 900 Ribu, Satgas IDI: Seharusnya Bisa Sampai Target 30 Ribu Orang Perhari

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Selasa, 06 Oktober 2020, 14:26 WIB
Harga Swab Test Dibandrol Rp 900 Ribu,  Satgas IDI: Seharusnya Bisa Sampai Target 30 Ribu Orang Perhari
Ketua Satgas Covid-19 PB IDI Zubairi Djoerban/Net
rmol news logo Harga maksimum tes usap atau swab test yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 900 ribu persatu kali tes diapresiasi Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).

Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Zubairi Djoerban mengatakan, harga maksimum swab test itu baiknya diimbangi dengan target pemeriksaan yang diminta Presiden Joko Widodo.

"Indonesia harus mencapai target tes 30.000 orang setiap hari sesuai target Presiden RI yang dicanangkan 2 bulan yang lalu," ujar Zubairi Djoerban kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (6/10).

Tak hanya itu, Guru Besar Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia (UI) ini juga mengharapkan kenaikan angka target swab test dari pemerintah.

"Kemudian target perlu dinaikkan menjadi 50.000 setiap hari," ucapnya.

Lebih lanjut, Zubairi Djoerban menaksir, harga maksimum swab test sebesar Rp 900 ribu sudah sesuai dengan ongkos pemeriksaan yang dikerjakan tenaga medis di rumah sakit.

Karena menurutnya, dalam hitungan harian persatu kali tes, nilai Rp 900 ribu cukup untuk biaya sarana seperti IPAL, desinfeksi, sterilisasi. Serta Biaya Alat yang melingkupi PME, Kalibrasi, pemeliharaan untuk Bahan Habis Pakai (Flok Swab + VTM, PCR tube, Filter tip, Microcentrifuge tube, Plastik sampah infeksius, Buffer), dan biaya Alat Pelindung Diri (APD) seperti Sarung tangan, Hazmat, Masker Medis +N95, Face Shield; Catridge (khusus TCM), dan Pemeliharaan kesehatan.

"Jika tidak ada subsidi dari pemerintah, maka harga swab PCR test semestinya adalah Rp 1,2 juta," ungkapnya.

"Karenanya itu sudah cukup bila reagensia dibantu pemerintah, yaitu untuk reagensi untuk ekstraksi dan reagensia PCR," demikian Zubairi Djoerban menutup. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA