Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Saat Ilmuwan Barat Masih Ragu, Vaksin Sputnik V Rusia Terus Melaju Masuki Uji Coba Di UEA

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 13 Oktober 2020, 08:54 WIB
Saat Ilmuwan Barat Masih Ragu, Vaksin Sputnik V Rusia Terus Melaju Masuki Uji Coba Di UEA
Ilustrasi/Net
rmol news logo Di tengah keraguan para ahli barat, Rusia kembali merilis perkembangan Vaksin Covid-19 Sputnik V. Mereka mengatakan bahwa vaksin hasil temuannya telah memasuki uji coba pada manusia di Uni Emirat Arab.

Hal itu dikonfirmasi oleh pihak Kremlin dalam sebuah pernyataan saat merinci panggilan telepon antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahya pada hari Senin (12/10).

Uji coba di UEA adalah uji coba kedua dari vaksin Sputnik V di luar negeri, setelah peluncuran uji coba di Belarus. Uji coba serupa juga diharapkan akan dimulai di Venezuela dalam waktu dekat.

Meskipun demikian, vaksin Rusia masih menjadi kontroversi di kalangan ahli di seluruh dunia yang mempertanyakan kemanjuran dan keamanannya.

Namun, tidak satu pun dari 2.000 sukarelawan yang diinokulasi dengan kedua bagian dari vaksin virus corona Rusia Sputnik V telah tertular penyakit tersebut, kata kepala Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology kepada kantor berita Rusia Sputnik pada hari Senin, menyangkal laporan media yang beredar, seperti dikutip dari Mint, Senin (12/10).

Vaksin Covid Sputnik V dikembangkan oleh Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology di bawah Kementerian Kesehatan Rusia.

Pada 11 Agustus, Rusia menjadi negara pertama yang melisensikan vaksin Covid-19, dan menyebutnya 'Sputnik V' sebagai penghormatan kepada satelit pertama di dunia, yang diluncurkan oleh Uni Soviet. Tetapi para ahli barat telah memperingatkan agar vaksin tersebut tidak digunakan sampai semua pengujian yang disetujui secara internasional dan langkah-langkah peraturan telah diambil. Saat ini Sputnik V sedang menjalani uji coba Tahap 3.

Vaksin tersebut menghasilkan respons antibodi pada semua peserta dalam uji coba tahap awal, menurut hasil yang diterbitkan oleh jurnal medis The Lancet sebelumnya yang dipuji oleh Moskow sebagai jawaban atas kritiknya.

"Hasil dua uji coba, yang dilakukan pada Juni-Juli tahun ini dan melibatkan 76 peserta, menunjukkan 100 persen peserta mengembangkan antibodi terhadap virus corona baru dan tidak ada efek samping yang serius," kata The Lancet.

Sementara itu Bloomberg melaporkan sekelompok ilmuwan internasional justru mempertanyakan hasil dari jurnal medis Lancet, mengatakan beberapa temuan mereka tampaknya mustahil.

Para peneliti menandai kekhawatiran atas tingkat antibodi yang tampaknya identik di sejumlah peserta studi yang diinokulasi dengan vaksin eksperimental. Pola ini dan pola lain dalam data menyajikan beberapa poin perhatian yang berbeda, menurut sebuah surat terbuka yang ditulis oleh profesor Universitas Temple Enrico Bucci dan ditandatangani oleh lebih dari selusin ilmuwan lain.

Sementara itu, Rusia telah mendaftarkan 13.592 kasus Covid-19 dalam 24 jam terakhir, turun dari rekor tertinggi 13.634 pada hari Minggu, menjadikan total kasus kumulatif menjadi 1.312.310, kata pusat tanggapan virus corona negara itu pada hari Senin (12/10) waktu setempat. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA