Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mencatat, angka kematian dokter per 25 Oktober mencapai 141 orang.
Tim Advokasi dan Hubungan Eksternal Tim Mitigas PB IDI, Eka Mulyana menyebut angka kematian tersebut cukup mengkhawatirkan.
Pasalnya, dokter merupakan salah satu entitas tenaga kesehatan yang berperan penting menangani pandemi Covid-19, khususnya untuk menyembuhkan dan menyelamatkan nyawa masyarakat yang terinfeksi.
"Lebih dari satu semester masa pandemi ini, angka kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan semakin bertambah dan mengkhawatirkan," ujar Eka Mulyana dalam siaran pers yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (26/10).
"Tidak ada negara, rumah sakit atau klinik yang dapat menjaga keamanan pasiennya kecuali jika petugas kesehatannya tetap aman dan terlindungi dari resiko terpapar Covid-19," sambungnya.
Eka Mulyana menjelaskan, hilangnya nyawa pekerja medis dan kesehatan ahli tidak dapat tergantikan dalam waktu singkat. Sehingga karena hal ini, PB IDI berharap kepada pemerintah dan juga masyarakat untuk melindungi keselamatan para dokter.
"Perlindungan dan keamanan para tenaga medis dan kesehatan adalah mutlak diperlukan dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini," ucap Eka.
"Selain tentu diperlukan juga peran serta pihak-pihak lainnya baik pemerintah pusat daerah, swasta dan para tokoh agama/masyarakat
(multihelix).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: