Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Perhitungan Ahli ITB: Aksi Demonstrasi Memperlambat Penanganan Pandemi Covid-19 Hingga Dua Bulan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 01 November 2020, 14:52 WIB
Perhitungan Ahli ITB: Aksi Demonstrasi Memperlambat Penanganan Pandemi Covid-19 Hingga Dua Bulan
Aksi demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja di kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat?RMOL
rmol news logo Aksi demonstrasi yang terjadi baru-baru ini di Indonesia dilaporkan dapat memperlambat penanganan pandemi Covid-19 hingga dua bulan lamanya.

Sebuah model perhitungan menggunakan aplikasi yang dibuat oleh tim ahli Institut Teknologi Bandung (ITB), PREMISE, menunjukkan aksi demonstrasi yang terjadi memiliki keterkaitan yang erat dengan peningkatan infeksi dan kematian Covid-19.

Ada dua demonstrasi besar-besaran yang disoroti oleh studi tersebut, yaitu aksi untuk menolak omnibus law UU Cipta Kerja pada 6 Oktober 2020 dan satu tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin pada 20 Oktober 2020.

Dosen Bioteknologi Mikroba, Dr Intan Taufik menyebut dua demonstrasi tersebut selalu diikuti lonjakan kasus positif dan angka kematian Covid-19 di wilayah yang mengalaminya.

Berdasarkan perhitungan tim ahli, dua demonstrasi tersebut telah meningkatkan kasus positif Covid-19 sebesar 6 persen.

"Adanya keramaian yang kemarin disebutkan, kalau dari data yang didapat, menghasilkan lonjakan pasien positif (yang tervalidasi dengan test) di luar perkiraan normal (rata-rata)," kata Intan dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (1/11).

"Ini memiliki dampak beruntun (domino effect), dan menaikkan kurva. Otomatis ketika kurva naik, maka pelandaian atau menurunnya kasus/pandemi akan semakin panjang," lanjut staf pengajar di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB itu.

Dari perhitungan PREMISE, dua demonstrasi tersebut telah berkontribusi pada peningkatan 233 kasus Covid-19 per hari.

Demo penolakan omnibus law UU Cipta Kerja pada 6 Oktober sendiri diperkirakan telah menyumbang 9,5 persen kasus harian Covid-19 di Indonesia, sepekan setelah aksi.

Prediksi PREMISE pada 14 Oktober menunjukkan, kasus Covid-19 di Indonesia berada pada angka 3.843, namun data aktual menunjukkan 4.207, atau lebih tinggi 364 kasus.

Adapun wilayah yang berkontribusi besar terhadap penambahan itu adalah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Khusus di DKI Jakarta, dampak peningkatan kasus Covid-19 akibat demo UU Ciptaker terlihat paling tinggi.

Prediksi awal pasca demo pada 14 Oktober, DKI Jakarta akan memiliki 920 kasus. Tetapi data aktual menunjukkan, terdapat 1.178 kasus baru atau lebih tinggi 28 persen.

Selain demo UU Ciptaker, aksi demo satu tahun pemerintahan Jokowi-Maruf Amin pada 20 Oktober juga berkontribusi pada peningkatan kasus Covid-19.

Sepekan setelah aksi demo, jumlah kasus Covid-19 meningkat menjadi 4.051 per hari.

Bukan hanya kasus positif, angka kematian baru akibat Covid19 setelah dua demonstrasi itu juga mengalami peningkatan hingga sebesar 0,11 persen atau naik 3,3 persen dari angka kematian rata-rata di Indonesia yang ada di angka 3,41 persen. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA