Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jadi Cahaya Di Tengah Kegelapan, Vaksin Covid-19 Pfizer Juga Punya Kelemahan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 11 November 2020, 13:27 WIB
Jadi Cahaya Di Tengah Kegelapan, Vaksin Covid-19 Pfizer Juga Punya Kelemahan
Vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech memiliki kemanjuran hingga 90 persen/Net
rmol news logo Setelah hampir satu tahun dunia dikungkung oleh awan gelap virus corona, secercah cahaya akhirnya muncul beberapa hari lalu, ketika perusahaan Jerman, BioNTech dan mitranya di Amerika, Pfizer mengumumkan berhasil mengembangkan vaksin dengan tingkat efektivitas mencapai 90 persen.

Angka 90 persen tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh banyak ahli kesehatan. Mengingat sulitnya mencapai standar kemanjuran, sekitar 70 persen.

Alhasil, kabar baik dari Pfizer dan BioNTech seakan menjadi harapan baru bagi kehidupan umat manusia saat ini.

Terlihat dari melonjaknya saham Pfizer hingga 15 persen darn BioNTech hingga 24 persen, seperti dilaporkan The Economist pada Senin (9/11).

Kabar itu juga menggerakan harapan bagi berbagai sektor lainnya yang selama ini terpuruk, di antaranya maskapai penerbangan sampai bioskop.

Vaksin dengan label BNT162b2 yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech mengandalkan teknologi messenger RNA atau mRNA. Di mana materi genetik dari virus corona dimasukkan ke dalam tubuh untuk membuat protein yang dapat merangsang sistem kekebalan.

Sejauh ini, vaksin tersebut masih melakukan uji klinis skala besar pada 43 ribu sukarelawan yang terdiri dari berbagai etnis.

Hasil keampuhan yang diumumkan oleh dua perusahaan tersebut didasarkan pada tinjauan atau analisis sementara kelompok independen.

Tetapi perusahaan berencana untuk menyerahkan data perkembangan uji coba dalam publikasi ilmiah. Sehingga tingkat kemanjuran pun sangat mungkin berubah.

Meski kabar baik sudah muncul, tetapi proses vaksin Pfizer dan BioNTech untuk bisa didistribusikan masih harus membutuhkan waktu.

Setelah dinyatakan ampuh dan aman, perusahaan harus mengajukan otorisasi darurat vaksin di Amerika dan Eropa. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki proses untuk mengizinkan otorisasi tersebut digunakan di negara-negara tanpa badan pengatur.

Tahap tersebut kemungkinan baru bisa dilakukan pada pekan ketiga November karena perusahaan harus mengumpulkan data keamanan minimal, yaitu kondisi sukarelawan selama dua bulan.

Jika proses ini mulus, maka vaksin Covid-19 Pfizer dapat digunakan untuk kelompok berisiko tinggi seperti tenaga medis pada akhir tahun dan dapat didistribusikan ke masyarakat luas pada kuartal pertama 2021.

Pasokan vaksin awal juga akan dibatasi, meskipun produksi massal BNT162b2 telah berlangsung sejak Oktober. Proyeksi saat ini menunjukkan dosis vaksin 50 juta akan tersedia pada 2020, dan 1,3 miliar pada 2021.

Terlepas dari keberhasilan vaksin, dunia juga harus menghadapi tantangan lain, yaitu vaksinasi skala besar.

Badan PBB untuk anak-anak, UNICEF, telah diberi mandat untuk memimpin distribusi vaksin Covid-19 secara global mengingat kemampuannya selama ini untuk imunisasi rutin anak-anak.

UNCEF menyebut, butuh berkali-kali lipat jarum suntik untuk melakukan vaksinasi Covid-19.

Selain itu, ada potensi jika vaksin dengan kemanjuran 90 persen tersebut bisa menghasilkan kekebalan massal untuk jangka panjang. Artinya, meski banyak yang sudah disuntik vaksin, mereka tidak akan terlindungi dari virus corona.

Namun, dalam jangka pendek, vaksin akan membantu mengendalikan pandemi dan memastikan pemulihan ekonomi dunia yang lebih cepat.

Di samping itu, metode mRNA yang digunakan Pfizer untuk mengembangkan vaksin Covid-19 belum pernah terbukti berhasil pada manusia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA