Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tekankan Potensi Penularan Covid-19, Satgas Harap Tidak Ada Kerumunan Massa Serupa Penjemputan HRS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Jumat, 13 November 2020, 10:19 WIB
Tekankan Potensi Penularan Covid-19, Satgas Harap Tidak Ada Kerumunan Massa Serupa Penjemputan HRS
Massa yang menjemput Habib Rizieq Shihab beberapa waktu lalu/Net
rmol news logo Kejadian penjemputan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS), diharapkan tidak terjadi dikemudian hari, mengingat potensi penularan Covid-19 masih tinggi di dalam negeri.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Begitulah yang diungkapkan Jurubicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, dalam jumpa pers virtual yang disiarkan kanal Youtube BNPB, Kamis (12/11).

"Jadi kami berharap kejadian kemarin (penjemputan HRS) adalah kejadian yang terakhir. Karena hal ini berimplikasi terhadap potensi penularan dan peningkatan kasus yang sangat besar," ujar Wiku.

Oleh karena itu, Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 ini juga meminta masyarakat untuk tidak egois melakukan hal-hal diluar protokol kesehatan 3M. Yaitu, memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan.

"Harus ingat bahwa jika kita berkerumun maka kita dapat membawa malapetaka di masa pandemi ini," tegasnya.

Lebih lanjut, Wiku menegaskan seluruh kerja Satgas Penanganan Covid-19 adalah untuk melakukan penanganan dan pengawasan serta penegakan disiplin terhadap protokol kesehatan yang dijalankan oleh masyarakat.

Sementara masyarakat memiliki peran untuk bisa bersama-sama menjalankan dan memastikan bahwa pelanggaran protokol kesehatan Covid-19 tidak terjadi dan terus berulang, terutama mengenai kerumunan orang yang akan menyulitkan bangsa dan negara.

"Diharap untuk bisa jaga jarak ditambah jika kita tidak menggunakan masker akan meningkatkan resiko penularan yang lebih besar lagi, kelalaian ataupun ketidakpedulian terhadap kondisi ini serta terhadap protokol kesehatan dapat membahayakan nyawa manusia," ungkapnya.

"Dan tidak hanya (membahayakan) diri kita. Namun keluarga dan orang di sekitar kita. Antisipasi terhadap potensi lonjakan kenaikan kasus harus terus dilakukan," demikian Wiku Adisasmito. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA