WHO Tak Anjurkan Penggunaan Remdesivir Bagi Pasien Covid-19

Remdesivir/Net

Itu karena Kelompok Pengembangan Pedoman WHO (GDG) pada Jumat (20/11) menyebut, tidak ada bukti yang menunjukkan remdesivir dapat meningkatkan peluang hidup pasien Covid-19.
"Setelah meninjau bukti secara menyeluruh, panel GDG WHO yang mencakup para ahli di seluruh dunia menyimpulkan bahwa remdesivir tidak memiliki efek yang berarti pada kematian atau lainnya terhadap pasien," kata panel tersebut.
Dilaporkan AFP, saran WHO itu berdasarkan empat uji coba acak terhadap lebih dari 7.000 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Pengumuman dari WHO sendiri muncul ketika banyak negara sudah mengizinkan penggunaan remdesivir yang diproduksi oleh Gilead Science.
Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan sejumlah negara lain sudah memberikan persetujuan penggunaan remdesivir karena diyakini dapat mempersingkat waktu pemulihan pasien Covid-19.
Selain itu, Gilead pada bulan lalu juga telah meningkatkan penjualan kuartal ketiga mereka tahun ini hingga hampir 900 juta dolar AS.
Remdesivir pada awalnya dikembangkan sebagai anti-virus Ebola. Tetapi dalam penelitian pada Mei 2020, obat itu dapat mengurangi lama rawat inap di rumah sakit bagi pasien Covid-19, dari rata-rata 15 hari menjadi hanya 11 hari.

EDITOR: SARAH MEILIANA GUNAWAN
Tag:
Kolom Komentar
Video
Puting Beliung Gegerkan Wonogiri!
Masyarakat Wonogiri, Jawa Tengah dikejutkan dengan kemunculan puting beliung pada Rabu sore (20/1). Dalam video amatir ..
Video
Tanya Jawab Cak Ulung • Membaca Bencana Lewat Politik
Sepanjang awal tahun 2021, hingga minggu keempat BNPB telah mencatat telah terjadi bencana 185 di Indonesia. Imbas dari ..
Video
Bincang Sehat • Vaksin Covid-19 Pada Lansia
Kampanye vaksinasi Covid-19 telah dimulai. Saat ini, target penerima vaksin Covid-19 adalah kelompok usia 18-59 tahun. S..