Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Gerakan #20DetikCuciCorona Jadi Upaya Ajak Masyarakat Bawah Lawan Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 02 Desember 2020, 18:21 WIB
Gerakan #20DetikCuciCorona Jadi Upaya Ajak Masyarakat Bawah Lawan Covid-19
Konferensi pers virtual gerakan #20DetikCuciCorona/RMOL
rmol news logo Gerakan #20DetikCuciCorona menjadi kampanye untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang tengah populer di media sosial dalam beberapa bulan terakhir.

Diinisiasi oleh empat anak muda, gerakan tersebut sukses mengumpulkan donasi 70 lagu dari musisi tanah air dari berbagai tempat dan genre.

Para inisiator tersebut adalah Arya Gumilar, Dhani Hargo, Dzulfikri P. Malawi, dan Larasati.

Setelah melakukan kampanye berbulan-bulan, para inisiator mengabadikan lagu yang telah dikumpulkan dalam bentuk piringan hitam atau vinyl.

Piringan hitam itu kemudian diserahkan kepada beberapa pihak, di antaranya adalah Satgas Penanganan Covid-19, Irama Nusantara, perwakilan musisi tanah air, dan berbagai museum di Indonesia.

Dalam konferensi pers virtual yang digelar pada Rabu (2/12), Dhani Hargo membeberkan latar belakang dibentuknya kampanye #20DetikCuciCorona.

Ketika awal pandemi, Dhani mengatakan, masyarakat menengah ke atas disibukkan dengan panic buying atas masker dan hand sanitizer. Tetapi masyarakat kelas bawah sulit mendapatkannya karena harga yang melambung.

"Padahal waktu itu ada solusi sabun yang bisa diakses semuanya. Setiap rumah tangga punya sabun," ucap Dhani.

"Terus kita yang ada di industri kreatif berpikir, kenapa tidak berbuat sesuatu ya? Ya sudah kita buat donasi kecil ini," lanjut dia.

Butuh waktu satu bulan bagi Dhani dan kawan-kawannya untuk mematangkan ide #20DetikCuciCorona hingga akhirnya dipublikasi pada 4 April 2020.

Ia menjelaskan, penggunaan musik dalam kampanye tersebut digunakan karena banyak masyarakat, khususnya menengah ke bawah, yang sulit memahami berbagai istilah pandemi.

"Waktu itu, di awal pandemi, bahasa-bahasa susah, social distancing lah, lockdown lah. Jadi masih bingung semua," ungkap dia.

Alhasil, dengan kegigihan para inisiator, kampanye tersebut berhasil mengumpulkan 70 lagu dari musisi lokal hingga nasional, dengan berbagai aliran, mulai dari punk hingga dangdut. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA