Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mengenal Diabetes, Si Silent Killer Yang Makin Berbahaya Saat Pandemi Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 18 Desember 2020, 15:56 WIB
Mengenal Diabetes, Si <i>Silent Killer</i> Yang Makin Berbahaya Saat Pandemi Covid-19
Ilustrasi/Net
rmol news logo Diabetes merupakan salah satu penyakit berbahaya yang paling banyak diderita di seluruh dunia dan menjadi lebih mematikan di tengah pandemi Covid-19.

Itu dikarenakan penderita diabetes memiliki risiko terkena gejala parah Covid-19 ketika ia terinfeksi virus tersebut.

Pada dasarnya diabetes sendiri memiliki empat tipe. Namun yang paling banyak ditemukan adalah Tipe 1 dan Tipe 2. Sebanyak 90 persen penderita diabetes adalah Tipe 2, sementara kurang dari 10 persen Tipe 1.

"Tipe 1 terjadi pada usia anak-anak atau remaja. Sedangkan pada Tipe 2 kebanyakan terjadi pada saat dewasa," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Eka Hospital BSD, dr. Jimmy Tandradynata, Sp. PD.

Hal itu ia sampaikan dalam Bincang Sehat yang digelar oleh Kantor Berita Politik RMOL bertajuk "Diabetes & Covid-19" pada Jumat (18/12).

Tubuh manusia, kata dr. Jimmy, prinsipnya menggunakan gula darah sebagai energi. Di mana sel-sel tubuh akan mengambil gula darah tersebut.

Tanpa adanya gula darah, tubuh tidak akan memiliki tenaga, tidak dapat beroperasi secara normal, jantung tidak bisa berdetak, otot tidak bisa bergerak, mata tidak bisa melihat, dan otak tidak bisa berpikir.

Pada penderita diabetes, gula darah sendiri tidak dapat diambil oleh sel-sel tubuh. Itu yang menyebabkan gula darah menumpuk di pembuluh darah.

"Jadi walaupun (gula darah) itu tinggi, tapi tidak bisa diutilisasi oleh sel-sel dalam tubuh kita. Penyebabnya apa? Insulin," jelas dr. Jimmy.

Insulin merupakan hormon yang bertugas untuk memindahkan atau memasukkan gula dalam darah ke sel-sel tubuh kita.

"Nah pada diabetes Tipe 2, insulin itu entah mengapa tidak bisa bekerja dengan baik. Itu disebut sebagai resistensi insulin," lanjutnya.

Kondisi tersebut, tambahnya, membuat kemampuan memindahkan gula dari dalam darah ke sel-sel tubuh menjadi berkurang hingga menumpuk. Hal itu pula yang menyebabkan penyakit kencing manis atau gula darah tinggi.

"Karena kalau gula sudah tinggi di dalam darah, maka akan keluar sebagai urin, urinnya akan manis. Makanya kalau tidak kita siram, itu dikerubungi oleh semut," terangnya.

Diabetes sendiri dapat diderita oleh orang dengan usia berapa pun. Bahkan saat pola hidup yang tidak sehat, diabetes bisa terjadi pada usia muda di bawah 20 tahun sekali pun.

Selain itu, penderita diabetes pun kerap tidak menyadari jika mereka mengalami penyakit tersebut. Karena dr. Jimmy menyebut, ketika gula darah menjadi lebih tinggi kerap tidak terjadi gejala apa pun.

Data menunjukkan, satu dari dua pasien diabetes di dunia tidak terdiagnosis. Artinya ada 50 persen penduduk dunia yang tidak menyadari dirinya terkena diabetes meski memiliki risikonya sangat besar. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA