Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tidak Ada Vaksin Yang Sempurna, Perusahaan Farmasi Jepang Minta Produsen Lebih Transparan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 20 Desember 2020, 14:02 WIB
Tidak Ada Vaksin Yang Sempurna, Perusahaan Farmasi Jepang Minta Produsen Lebih Transparan
Vaksin Covid-19/Net
rmol news logo Salah satu perusahaan farmasi terbesar di dunia, Takeda, mendesak para pembuat vaksin Covid-19 untuk sangat transparan terkait risiko dan manfaat vaksin.

Kepala eksekutif Takeda, Christophe Weber mengatakan, setiap obat dan vaksin tidak lah sempurna, sehingga selalu memiliki efek samping.

"Kami harus mengelola situasi dengan baik, sangat transparan dan sangat mendidik dalam cara kami memperkenalkan produk," ujar Weber, seperti dikutip AFP, Minggu (20/12).

"Obat-obatan atau vaksin tidak pernah sempurna, selalu ada beberapa efek samping," lanjutnya.

Takeda sendiri tidak mengembangkan vaksin Covid-19. Tetapi perusahaan memiliki kontrak dengan beberapa pengembang vaksin untuk mendistribusikan vaksin mereka di Jepang.

Weber menuturkan, walaupun terdapat risiko, tetapi vaksinasi Covid-19 dapat membantu menekan gelombang ketidakpastian yang semakin meningkat.

"Menarik untuk dilihat. Keraguan terhadap vaksin memang kuat, terutama di beberapa negara, tetapi banyak vaksin yang melindungi dari penyakit yang tidak pernah dilihat orang," jelas dia.

"Di sini berbeda, semua orang melihat dampak dari virus corona, jadi ini benar-benar dapat menunjukkan kembali nilai vaksin," imbunnya.

Takeda telah menandatangani kesepakatan dengan pemerintah Jepang dan perusahaan Amerika Moderna Therapeutics pada Oktober untuk mendistribusikan 50 juta dosis vaksin di Jepang pada paruh pertama 2021.

Takeda juga sudah menandatangani kesepakatan dengan perusahaan Amerika Novavax untuk memproduksi dan mengirimkan vaksin ke Jepang jika uji coba terbukti berhasil.

Sektor farmasi Jepang bergerak relatif lambat dalam perlombaan untuk mengakhiri pandemi. Beberapa perusahaan termasuk AnGes, Shionogi dan Daiichi Sankyo sekarang mengembangkan vaksin, yang diperkirakan baru akan tersedia paling cepat sebelum 2022.

Meski begitu, pemerintah Jepang tidak banyak mengamankan vaksin dari pemain di luar negeri seperti Pfizer atau AstraZeneca. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA