Dari jumlah tersebut, 5 orang meninggal, 55 orang dirawat, 10 orang menjalani isolasi mandiri dan 175 orang sembuh. Pemkab Karawang pun telah memberlakukan
work from home (WFH) atau bekerja dari rumah secara bergantian di setiap dinas.
"Mengantisipasi penyebaran di lingkungan kantor pemerintahan, kami memberlakukan masuk kerja dengan pembagian shif. Tapi ada juga instansi yang tidak dapat memberlakukan WFH karena pelayanan," kata Kepala Badan Kepegawaian dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Karawang, Asep Aang Rahmatullah diberitakan
Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (29/12).
Menurutnya, adanya penyebaran Covid-19 di lingkungan Pemkab Karawang sempat membuat khawatir kalangan ASN. Mental pegawai saat itu sempat shok karena ketakutan.
"Secara perlahan kami menyampaikan pesan kepada seluruh pegawai Pemkab Karawang agar menghadapi musibah ini dengan sabar dan tetap menjaga protokol kesehatan dimanapun berada," ujarnya.
Ia menambahkan, wabah Covid-19 tidak boleh menjadi penghalang bagi ASN bekerja secara profesional dan produktif memberikan layanan kepada masyarakat. Pelayanan harus tetap dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan.
"Walaupun kita terapkan
work from home dan
work from office, tidak boleh mengurangi kualitas pelayanan," katanya.
Kepada para ASN, dia juga menceritakan pengalamannya berjuang sembuh dari Covid-19. "Terpapar Covid-19 bukan akhir dari segalanya. Kita harus punya semangat untuk sembuh dan penyakit itu bisa dilawan oleh kita," katanya.
Di sisi lain, ia mengklaim kinerja ASN sudah membaik usai terjadi klaster Pemda Karawang beberapa waktu lalu. Namun begitu, ia tetap mengimbau agar ASN tetap waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.
"Makanya kita selalu menyampaikan pentingnya protokol kesehatan serta menggunakan 3 M, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak apalagi sudah ada korban jiwa," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: