Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Penanganan Covid-19 Tahun 2021, Satgas Pasang Target 100 Persen Kesembuhan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Jumat, 01 Januari 2021, 11:00 WIB
Penanganan Covid-19 Tahun 2021, Satgas Pasang Target 100 Persen Kesembuhan
Jurubicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito/Net
rmol news logo Upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 di tahun 2021 akan semakin dimaksimalkan.

Jurubicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menyebutkan, pihaknya memasang target 100 persen angka kesembuhan di tahun 2021.

"Kedepannya, kita harus mencapai target 100 persen kesembuhan dan menekan angka kematian," ujar Wiku dalam siaran pers yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (1/1).

Berdasarkan data per 3 Desember 2020, Wiku mengungkap kasus positif, kasus aktif, kasus sembuh dan kasus meninggal masih mengalami peningakatan.

Untuk kasus positif, Satgas mencatat peningkaatan yang masih signifikan, yakni 735.124 pada tanggal 30 Desember. Sementara, data per 31 Desember menunjukan total kasus positif sudah 743.198.

Kemudian, untuk angka kematian juga masih meningkat. Per 30 Desember angkanya mencapai 21.944, sedangkan pada 31 Desember bertambah menjadi 22.138.

Begitupun angka kesembuhan, yang pada 30 Desember masih berada di kisaran 603.741 menjadi 611.097 pada tanggal 31 Desember. Adapun angka kasus aktif, dari tanggal 30 Desember sejumlah 109.439 menjadi 109.963 pada 30 Desember.

"Untuk perkembangan kasus aktif tingkat kabupaten/kota, sangat bervariasi. Ada 27 kabupaten/kota yang perlu mendapat perhatian karena memiliki kasus aktif lebih dari 1000 kasus," ungkap Wiku.

Sedangkan, untuk kapasitas testing (pemeriksaan) pasien Covid-19 terus mengalami peningkatan. Meski angkanya cenderung terlihat fluktuatif. Namun Indonesia, kata Wiku, pernah meraih pencapain angka testing tertinggi sebesar 96,35 persen dari target yang direkomendasikan World Health Organization (Organisasi Kesehatan Dunia/WHO).

"Namun di minggu ini, turun menjadi 83,31 persen. Pemerintah pusat, pemerintah daerah serta masyarakat harus terus berupaya meningkatkan kinerja ini," jelas Wiku.

Untuk pergerakan zonasi risiko tingkat kabupaten/kota, pergeserannya kata Wiku, lebih kearah zona oranye atau risiko sedang dalam beberapa Minggu terakhir ini.
Pada zona merah atau risiko tinggi cenderung fluktuatif, dan zona hijau daerah yang tidak terdampak dan tidak ada kasus baru jumlahnya semakin sedikit.

"Sebanyak 44 kabupaten/kota telah berada dalam zona oranye selam 16 minggu berturut-turut (6 September - 27 Desember). Sedangkan 16 kabupaten/kota berada di zona merah selama 4 berturut-turut minggu (6 - 27 Desember)," ungkap Wiku.

"Kita berharap di bulan ke-11 (Januari 2021), kita bisa melakukan gebrakan dimana zonasi dapat berubah cendrung ke zona hijau. Kita sudah banyak belajar selama 10 bulan. Sehingga tidak ada yang tidak mungkin, yaitu menurunkan risiko agar Indonesia didominasi zona yang lebih aman," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA