Vaksin Sinopharm adalah vaksin pertama yang disetujui pihak regulator China.
Pihak regulator China telah menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinopharm ini, menyusul pengumuman bahwa efektivitas vaksin tersebut bisa mencapai 79,34 persen sebagaimana tertera pada analisis sementara uji klinis fase tiga.
Namun, sejumlah pakar skeptis dengan data tersebut. Bahkan, salah satu ahli mengatakan dirinya bakal kaget jika ada negara Barat yang mengizinkan penggunaan vaksin China.
Deputi Komisioner Lembaga Produk Medis Nasional, Chen Sifei, mengatakan pihaknya telah memberikan "izin secara bersyarat" pada vaksin Sinopharm, seperti dilaporkan kantor berita
AFP.
China sendiri saat ini sedang melakukan uji klinis tahap akhir terhadap vaksin dari Sinovac Biotech, China National Pharmaceutical Group (Sinopharm), CanSinoBIO, dan Chinese Academy of Sciences.
Namun, tak satu pun dari mereka yang merilis data khasiat terperinci.
Izin dalam kategori itu membantu obat darurat digunakan secara massal ketika uji klinis belum memenuhi standar, tetapi terindikasi berfungsi ampuh.
"Keuntungan yang diketahui dari vaksin baru virus corona Sinopharm lebih besar dari risiko yang diketahui dan yang berpotensi menjadi risiko," kata Chen.
Pemberian izin ini juga memberikan wewenang kepada pemerintah untuk memperluas vaksinasi kepada kelompok berisiko tinggi, mereka yang rentan mengalami infeksi virus nan parah dan para lansia.
Zeng Yixin, Wakil Menteri Komisi Kesehatan Nasional mengatakan, China menghadapi tantangan untuk menyediakan vaksin bagi populasinya yang mencapai lebih dari 1,3 miliar jiwa.
"Secara umum, kami harus memvaksinasi 60 persen sampai 70 persen untuk menciptakan perlindungan universal," tambah Zeng.
Beijing Biological Products Institute Co menyatakan bahwa vaksin Sinopharm aman dan orang yang mendapat dua dosis bakal memproduksi antibodi dalam taraf tinggi.
Meskipun China lebih lambat dari beberapa negara lain dalam menyetujui vaksin Covid-19, mereka telah menginokulasi warganya selama berbulan-bulan dengan tiga suntikan berbeda yang menjalani uji coba tahap akhir.
China meluncurkan program penggunaan darurat pada bulan Juli yang ditujukan untuk pekerja penting dan lainnya yang berisiko tinggi terinfeksi dan telah memberikan lebih dari 4,5 juta dosis dua vaksin Sinopharm dan CoronaVac Sinovac.
Ini telah meningkatkan program selama sebulan terakhir untuk mengantisipasi risiko transmisi yang lebih besar selama musim dingin.
Surat kabar South China Morning Post melaporkan bahwa China akan memvaksinasi sebanyak 50 juta orang sebelum liburan Tahun Baru Imlek pada pertengahan Februari.
Lalu, siapa sajakah yang telah membeli vaksin buatan China?
Uni Emirat Arab menjadi negara pertama yang meluncurkan vaksin China ke publik pada Desember 2020. Sementara Pakistan mengumumkan kesepakatan pembelian 1,2 juta dosis dengan Sinopharm pada Kamis (31/12) waktu setempat.
Tembakan CoronaVac Sinovac telah ditandatangani oleh Brasil, Indonesia, Turki, Chili, dan Singapura. Perusahaan juga sedang dalam pembicaraan pasokan dengan Malaysia dan Filipina.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: