"Kita inginkan PBM tatap muka diawali dengan simulasi dan hasil simulasi akan kita evaluasi apakah protokol Covid-19 sudah diterapkan atau tidak," jelas Akhyar Abduh kepada wartawan, Rabu (6/1).
Rencananya, pembelajaran tatap muka dilakukan mulai Februari 2021. Oleh karenanya, ia meminta pihak sekolah maupun orang tua agar dapat mendukung pembelajaran tatap muka, dengan menerapkan protokol Covid-19.
"Jika ada sekolah yang selama melaksanakan PBM tatap muka tidak sesuai standar protokol Covid-19, saya akan tutup," tegasnya.
Ada beberapa pertimbangan dan masukan terkait izin belajar tatap muka, mulai dari aspek kesehatan, perkembangan terbaru Covid-19, serta psikologis anak saat menjalankan bejalar jarak jauh.
Dijelaskan, ada dampak negatif dari belajar jarak jauh seperti tidak terkontrolnya anak saat di rumah yang berujung tidak efektifnya belajar dari rumah.
"Selain itu, ada risiko anak putus sekolah yang dikarenakan anak terpaksa bekerja untuk membantu keuangan keluarga di tengah pandemi Covid-19," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram H Lalu Fatwir Uzali.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: