Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Penelitian: 45 Persen Nakes ICU Di Inggris Alami Gangguan Kesehatan Mental Selama Pandemi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 13 Januari 2021, 15:05 WIB
Penelitian: 45 Persen Nakes ICU Di Inggris Alami Gangguan Kesehatan Mental Selama Pandemi
Tenaga kesehatan/Net
rmol news logo Kondisi PTSD atau post-traumatic stress disorder banyak dialami oleh tenaga kesehatan yang bekerja di unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit-rumah sakit di Inggris.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Occupational Health pada Rabu (13/1) menunjukkan, hampir setengah dari tenaga kesehatan di ICU Ingris mengalami kecemasan parah dan depresi dalam pandemi Covid-19.

Penelitian yang dilakukan pada Juni hingga Juli, sebelum Inggris mengalami lonjakan infeksi Covid-19 terbaru, itu bahkan menyebut, beberapa di antara tenaga kesehatan mempertimbangkan untuk menyakiti diri atau bunuh diri.

Para peneliti mengatakan kondisi kesehatan mental yang dialami tenaga kesehatan itu akan mengganggu kemampuan mereka untuk bekerja secara efektif dan membahayakan diri.

Lonjakan kasus Covid-19 parah untuk waktu yang lama, sementara jumlah tenaga dan peralatan kesehatan tidak mumpuni menyebabkan tekanan yang sangat tinggi.

"Tingkat kematian yang tinggi di antara pasien Covid-19 yang dirawat di ICU, ditambah dengan kesulitan dalam komunikasi sangat mungkin menjadi penyebab stres yang sangat menantang bagi semua staf yang bekerja di ICU," kata pemimpin penelitian, profesor di Institute of Psychiatry, Psychology and Neuroscience di King's College Lonton, Neil Greenberg.

Dimuat Reuters, data dari penelitian menunjukkan, di antara lebih dari 700 petugas kesehatan di sembilan ICU di seluruh Inggris, 45 persen di antaranya memenuhi ambang batas kondisi gangguan kesehatan mental.

Dari 45 persen itu, sebanyak 40 persen di antaranya mengalami PTSD, 11 persen kecemasan parah, hingga 6 persen depresi berat.

Yang paling mengkhawatirkan, kata para peneliti, lebih dari satu dari delapan orang dalam penelitian tersebut melaporkan sering berpikir untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri dalam dua pekan terakhir dalam penelitian.

"Penemuan tersebut menyoroti potensi dampak mendalam yang ditimbulkan oleh Covid-19 terhadap kesehatan mental staf garis depan Inggris," kata Greenberg.

Greenberg menegaskan kebutuhan mendesak agar layanan kesehatan mental dapat segera diakses oleh semua petugas kesehatan.

Hingga saat ini, lebih dari 3 juta di Inggris telah dinyatakan positif terinfeksi Covid-19, dengan lebih dari 81 ribu di antaranya meninggal dunia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA