Dengan uji coba tersebut, para peneliti menyebut akan diketahui apakah vaksin Covid-19 dapat dilakukan dengan lebih fleksibel. Di mana suntikan dosis pertama dan kedua berasal dari merek berbeda.
Dimuat
Reuters, data awal dari uji coba tersebut kemungkinan baru akan tersedia pada Juni.
Uji coba akan memeriksa respons imun dari suntikan dosis pertama Pfizer, yang diikuti oleh AstraZeneca, serta sebaliknya. Perbedaan waktu suntikan pertama dan kedua antara 4 hingga 12 pekan.
Uji coba sendiri akan dilakukan terhadap lebih dari 800 peserta, yang didominasi oleh orang berusia di atas 50 tahun. Percobaan tidak akan menilai kemanjuran keseluruhan dari kombinasi suntikan, tetapi para peneliti akan mengukur respons antibodi dan sel-T, serta memantau setiap efek samping tidak terduga.
Ahli vaksinasi dari Oxford, Matthew Shape yang memimpin percobaan mengatakan, hasil awal dapat menginformasikan penerapan vaksin pada paruh kedua 2021.
"Kami akan mendapatkan beberapa hasil, kami perkirakan, pada Juni atau sekitar itu akan menginformasikan penggunaan dosis penguat di masyarakat umum," ujar Shape.
Baik Pfizer maupun AstraZeneca sendiri menggunakan metode yang sama untuk membuat vaksin, yaitu mRNA.
Selain dengan Pfizer, kombinasi AstraZeneca dengan Sputnik V juga tengah diuji.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.