Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Perang Vaksin Berkobar, Menkes Budi Gunadi: Complicated, Tapi Indonesia Beruntung

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 18 April 2021, 14:21 WIB
Perang Vaksin Berkobar, Menkes Budi Gunadi: <i>Complicated</i>, Tapi Indonesia Beruntung
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin/Repro
rmol news logo Perang vaksin tengah berkobar saat ini. Setiap negara di dunia tengah berlomba-lomba untuk mendapatkan vaksin Covid-19, berusaha melindungi diri dari ancaman virus corona.

Sulitnya untuk mendapatkan vaksin diakui oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam webinar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Minggu (18/4).

"Vaksin ini rebutan di seluruh dunia, makin lama makin keras rebutannya," ungkap Budi.

Menurut Budi, saat ini negara yang menjadi produsen vaksin Covid-19, seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris, berusaha untuk menahan ekspor demi memprioritaskan kebutuhan di dalam negeri.

"Makanya ekspor vaksin sekarang hanya India, China, dan Rusia," lanjutnya.

Namun karena lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi baru-baru ini di India, Budi menyebut, otoritas India juga mulai memberlakukan kebijakan serupa dengan menahan produksi untuk kebutuhan dalam negeri.

Kebijakan itu lantas memicu tindakan balasan dari negara-negara lain yang menguasai bahan baku vaksin yang diproduksi India untuk menahan ekspornya.

"Jadi memang agak complicated. Tapi syukur Indonesia kita supply-nya ada empat macam. Sehingga insya Allah walaupun agak tertunda delivery vaksinnya, tapi kita bisa memperoleh sejumlah vaksin setiap bulannya, dalam order mungkin antara 5 sampai 15 juta (dosis)," jelas Budi.

Pemerintah Indonesia sendiri telah mengamankan kesepakatan pembelian vaksin Covid-19 produksi Sinovac dari China, AstraZeneca dari Inggris, Novavax dari Amerika-Kanada, dan BioNTech-Pfizer dari Jerman-Amerika. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA