Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Temuan WHO: Varian Baru Covid-19 Mempengaruhi Efikasi Vaksin

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Rabu, 02 Juni 2021, 06:14 WIB
Temuan WHO: Varian Baru Covid-19 Mempengaruhi Efikasi Vaksin
Ilustrasi vaksin Covid-19/Net
rmol news logo Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengumumkan hasil studi yang dilakukan beberapa penelitinya terkait dengan pengaruh mutasi virus Covid-19 dengan tingkat efikasi vaksin yang sudah digunakan di banyak negara.

Jurubicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menyampaikan hasil studi WHO ini dalam jumpa pers virtual yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (1/6).

"WHO berdasarkan studi yang dilakukan beberapa peneliti, menyatakan beberapa varian memiliki pengaruh yang sedikit hingga sedang terhadap angka efikasi tiap vaksin pada kasus positif dengan varian tertentu," ujar Wiku dikutip Rabu (2/6).

Tingkat kemanjuran atau efikasi vaksin terhadap virus Covid-19 jenis baru, diterangkan Wiku, dijabarkan secara rinci oleh WHO. Di antaranya,  varian B117 mempengaruhi vaksin AstraZaneca, varian B1351 mempengaruhi vaksin Moderna, Prfizer, AstraZaneca dan Novavac.

Sedangkan varian P1 mempengaruhi efikasi Moderna dan Pfizer. Kemudian untuk varian B1617 mempengaruhi Moderna dan Pfizer.

"Hal ini disebabkan, vaksin yang ada masih menggunakan virus atau original varian yang ditemukan di Wuhan, China," imbuhnya.

Meski demikian, WHO juga menyatakan bahwa pengaruh varian terhadap efikasi masih bersifat sementara, dan masih bisa berubah tergantung hasil studi lanjutan yang sedang dilakukan.

Adapun perubahan efikasi yang ditemukan WHO tidak menurunkan efikasi vaksin hingga dibawah 50 persen yang menjadi ambang batas minimal yang ditolerir WHO untuk sebuah produk vaksin yang layak. Bahkan beberapa vaksin diantaranya masih memiliki efikasi diatas 90 persen.

Untuk mengantisipasi hal ini, Satgas memandang perlunya dilakukan berbagai solusi secara paralel dan secara kolektif, mengingat beberapa varian baru sudah masuk ke tanah air.

Untuk solusi yang disarankan Satgas di antaranya pertama mengefektifkan testing dan karantina pelaku perjalanan, demi menekan bertambahnya varian yang masuk. Karena saat ini yang terdeteksi berdasarkan Whole Genum Sequencing (WGS) ialah 4 dari 8 varian akibat mutasi Covid-19.

Kedua, menggiatkan WGS secara komplit untuk mengetahui distribusi secara tepat, dan dapat menjadi dasar kebijakan pengendalian yang spesifik sesuai risiko per daerah.

Ketiga, penegakan protokol kesehatan di semua sektor dan kini kegiatan demi menurunkan peluang kemunculan varian baru atau gabungan dengan kasus-kasus yang ada di Indonesia. Karena pada prinsipnya, mutasi akan menjadi lebih masif, saat penularan di masyarakat juga tinggi.

Keempat, melanjutkan vaksinasi. Karena vaksin yang digunakan saat ini masih tergolong efektif. Baik untuk mencegah penyakit, maupun menghindari gejala parah pada kasus positif.

"Mohon seluruh pemimpin daerah, petugas di lapangan kembali mengevaluasi kebijakan yang diterapkan. Karena solusi-solusi tersebut tidak akan efektif jika tidak ada kekompakan dalam menjalankannya," imbau Wiku.

"Perlu ditanamkan keyakinan terhadap kemampuan bangsa untuk sukses mengendalikan Covid-19. Dan sangat berarti dari setiap usaha kecil dan sesederhana seperti memakai masker saat keluar rumah, hingga upaya berskala besar seperti vaksinasi," tambahnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA