Begitu dikatakan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin), Kota Bandung, Elly Wasliah di Kota Bandung, Senin (5/7).
Menurut Elly, hal itu ditengarai akibat banyaknya permintaan dari pasien-pasien yang terinfeksi Covid-19.
"Lonjakan pasien ini yang belum diantisipasi oleh filling station (stasiun pengisian oksigen) lonjakan atau tambahan bednya ini, memang jadi sekarang defisit," ujar Elly diberitakan
Kantor Berita RMOLJabar.
Elly pun mengaku sempat mengatakan, pasokan oksigen relatif aman beberapa waktu ke belakang. Sebab permintaan oksigen dari rumah sakit masih bisa tertutupi dan terdapat cadangan oksigen.
Namun saat ini, kata dia, permintaan sudah melebihi dari pasokan yang ada.
"Sekarang sudah sama dan lebih, jadi melebihi pasokan. Kalau ada keterlambatan pasokan likuid udah otomatis berdampak. Kalau kemarin ada keterlambatan, tapi karena ada cadangan di
filling station masih bisa disuplai," bebernya.
Elly mengutarakan, kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Kota Bandung, akan tetapi di seluruh Pulau Jawa dan Bali. Ia pun sudah meminta ke stasiun pengisian oksigen di Cibitung, Bekasi untuk memperhatikan ketersediaan oksigen di Kota Bandung.
"Saya minta diperhatikan karena Bandung ibukota provinsi, rumah sakit dan pasien banyak dan pasien dari luar Kota Bandung ada. Kemarin saya minta ke pabrik oksigen pusat diperhatikan di Bandung," ucapnya.
Dikatakan Elly, saat ini pasokan oksigen dari stasiun pengisian oksigen di beberapa tempat 90 persen diperuntukkan untuk keperluan medis dan 10 persen untuk kepentingan industri, termasuk di Kota Bandung sudah mencapai 95 persen.
Dari tiga stasiun pengisian oksigen di Kota Bandung, total rata-rata bisa mengisi hingga 2.400 tabung oksigen berukuran 6 meter kubik.
"Dari tiga (stasiun) bisa mengisi 2.400 tabung, isi gas 6 meter kubik," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: