Sebabnya, angka kematian Covid-19 akibat penanganan yang lambat bagi pasien isoman cukup tinggi.
Hal ini menjadi alasan ratusan tenaga kesehatan yang tergabung dalam Indonesia Resiliance (IRES) untuk membuat layanan
telemedicine bernama virtual dokter.
Gerakan ini menyasar para pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan OTG yang sedang melakukan isolasi mandiri.
"Paramedis dan dokter melakukan pendampingan berkala kepada pasien melalui konsultasi virtual via
google meets," tulis IRES dalam keterangan tertulis yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (3/8).
Layanan kesehatan secara virtual ini bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali dan tanpa batasan wilayah, karena dilakukan secara online. Caranya, pasien isoman mendaftarkan diri melalui
bit.ly/doktervirtual.
Selain mendapatkan konsultasi kesehatan selama isoman, Dokter Virtual juga menyediakan konsultasi psikologis dengan para konselor unggulan di dalamnya. Karena, tim Dokter Virtual menyadari pasien yang sakit tidak hanya membutuhkan konsultasi kesehatan, namun banyak dari mereka yang merasa khawatir dan cemas sehingga diperlukan pendampingan psikologis.
IRES menyebutkan, berdasarkan update data hingga petang tadi, total pasien yang tertangani sejak 5 Juli 2021 mencapai 497 pasien, dengan melibatkan 31 orang relawan dokter, 11 orang relawan konselor, dan 64 relawan paramedis.
"Mereka semua kami sebut sebagai relawan karena bertugas sukarela dan sepenuh hati demi kemanusiaan. Hal tersebut adalah bentuk langkah kecil yang telah kami lakukan untuk bergotong royong membantu masyarakat," ucap IRES.
Karena kebutuhan masyarakat terkait kepastian kesehatan menjadi urgensi bersama dalam kondisi sulit seperti ini, IRES mengajak masyarakat luas baik dokter, perawat, paramedis dan orang baik yang ingin terlibat untuk berpartisipasi dalam gerakan ini.
"Saya mengapresiasi para generasi muda yang terlibat dalam gerakan dokter virtual. Kami yang isolasi mandiri sangat membutuhkan gerakan ini. Dulu kami hanya bisa akses konsultasi melalui aplikasi berbayar. Tapi di Dokter Virtual kami didampingi dan dilayani secara gratis," kata salah seorang peserta penerima layanan konsultasi Dokter Virtual dalam jumpa pers sore tadi.
IRES memastikan, gerakan Dokter Virtual akan menjadi kepemilikan bersama untuk diadaptasi, direplikasi atau apapun bentuknya sebagai ikhtiar bersama dalam menyelesaikan Covid-19 di Indonesia.
"Kami membuka ruang seluas-luasnya untuk kerja sama agar gerakan ini bisa terus membantu masyarakat dalam menghadapi pandemi," tutup IRES.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: