Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dunia Terlalu Fokus ke Covid-19, Ribuan Pasien AIDS dan TB Terancam Jiwanya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 08 September 2021, 13:57 WIB
Dunia Terlalu Fokus ke Covid-19, Ribuan Pasien AIDS dan TB Terancam Jiwanya
Ilustrasi/Net
rmol news logo Pandemi Covid-19 telah menyita perhatian dunia. Fokus utama perawatan kesehatan global dalam memerangi pandemi virus corona telah membuat penyakit lain yang tidak kalah berbahaya dan bisa mengancam nyawa seperti tuberkulosis dan AIDS, sedikit terlupakan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Peter Sands, Direktur Global Fund, penyandang dana terkemuka program tuberkulosis dan AIDS menyampaikan, pergeseran dalam sumber daya perawatan kesehatan yang berfokus pada perang melawan pandemi telah menyebabkan banyak orang di negara-negara miskin tidak diobati untuk penyakit-penyakit tersebut, yang mungkin akan menimbulkan ribuan kematian.

Sands mengatakan kepada Reuters pada Rabu (8/9) bahwa di beberapa negara, seperti di wilayah Sahel Afrika, fokus pada Covid-19 dapat membunuh lebih banyak korban TB dan AIDS daripada jumlah kematian akibat pandemi.

“Lockdown telah mengganggu beberapa layanan, sementara sumber daya perawatan kesehatan di tempat-tempat seperti India dan Afrika dialihkan ke respons Covid-19,” katanya.

Sebelumnya peringatan juga datang dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mereka mengatakan pandemi virus corona dapat mengakibatkan kemunduran serius bagi perjuangan global melawan tuberculosis.

“Pada dasarnya, sekitar satu juta orang lebih sedikit yang dirawat karena TB pada tahun 2020 dibandingkan pada tahun 2019, dan saya khawatir itu pasti akan berarti bahwa ratusan ribu orang akan meninggal,” kata Sands.

Kematian akibat TB, AIDS, dan malaria mengalami penurunan di lebih dari 100 negara tempat Global Fund berinvestasi. Kelompok, yang didukung oleh pemerintah dan mitra sektor swasta ini menyediakan lebih dari 4 miliar dolar AS per tahun untuk memerangi penyakit tersebut.

Tetapi upaya itu telah dirusak dengan dengan diprioritaskannya penanganan Covid-19  sejak tahun lalu.

“Jumlah orang yang diobati untuk TB yang resistan terhadap obat di negara-negara di mana dana tersebut diinvestasikan turun 19 persen pada tahun 2020, sementara yang dijangkau oleh layanan pencegahan AIDS turun 11 persen. Pada saat yang sama, ada penurunan 16 persen pada pasien TB HIV-positif yang menjalani pengobatan. Tes HIV turun 22 persen. Kemajuan melawan malaria ‘berhenti’,” kata Global Fund.

Meningkatnya jumlah kasus TB dan AIDS yang tidak diobati atau tidak terdiagnosis berpotensi menjadi bola salju.  WHO mengatakan, satu orang dengan TB, misalnya, dapat menularkan penyakit ke 10-15 orang lain setiap tahun. Ada 10 juta kasus TB baru dan 1,4 juta kematian pada 2019.

Pada Maret 2021, WHO memperkirakan ada sekitar 500.000 lebih banyak orang mungkin meninggal karena TB tahun lalu akibat penurunan pengobatan menghambat perjuangan melawan penyakit lebih dari satu dekade.

Pukulan dahsyat terhadap program TB dan AIDS hanya salah satu dari banyak efek samping mematikan dari respons pandemi, mulai dari lonjakan kematian terkait alkohol di Inggris hingga meningkatnya bunuh diri anak selama penguncian Covid-19. Kematian akibat penyakit jantung juga meningkat karena lebih banyak kasus penyakit kardiovaskular yang tidak terdiagnosis. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA