Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam mengatakan, prediksi tersebut merujuk pada grafik data tahun 2020 serta angka vaksinasi, dan penerapan protokol kesehatan.
Menurut Hakam, jika PPKM ditiadakan, diprediksi ada peningkatan kasus pada Oktober dan Desember sebanyak 190-200 kasus.
"Kami belajar dari 2020. Angka kasus Covid-19 dari mesin
learning yang kami masukan, kalau tidak ada PPKM darurat nanti ada peningkwtan kasus di Oktober akhir antara 200 dan akhir Desember 190-200 kasus," jelas Hakam diberitakan
Kantor Berita RMOLJateng, Senin (4/10).
Oleh karenanya, pihaknya sedini mungkin mengantisipasi lonjakan kasus dengan terus melakukan skrining. Selain itu, DKK juga terus mengadakan
ramdom sampling di berbagai sektor. Bahkan dalam satu bulan ini sudah ada 10 ribu sampel yang dilakukan skrining oleh tim dari DKK Semarang.
"Ini minggu keempat kami melakukan skrining menyasar tempat-tempar umum, seperti restoran dan kafe. Sebelumnya, kami skrining ke sekolah, pasar tradisional dan modern, dan perkantoran," jelasnya.
Kali ini,
tracing terhadap kontak erat tifka hanya dilakukan pada 15 orang kontak erat sesuai
fast response penilaian level 1. Namun kini menjadi 21 kontak erat jika terjadi 1 kasus baru.
"Saat ini tracing sudah 100 persen. Kasusnya tidak banyak, jadi daerah mana terdapat kasus, kami langsung ke sana," tututrnya.
Selain itu, edukasi terhadap protokol kesehatan kepada masyarakat tetap dilakukan sebagai kunci utama antisipasi penyebaran Covid-19. TNI, Polri, Satpol PP, kecamatan, dan kelurahan masih terus mengawasi aturan PPKM yang masih berlaku.
"Grafik protokol kesehatan setiap minggu naik. Analisa dilakukan teman-teman dari masing-masing puskesmas," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: