Laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dterima Ketua KPCPEN Airlangga Hartarto Senin kemarin (6/12), sudah ada 45 negara yang menemukan infeksi Omicron di daerahnya.
Namun berdasarkan telaah Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban, ancaman varian Omicron ini tak begitu berbahaya bagi masyarakat yang sudah divaksin.
"Varian ini memang dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Tetapi kebanyakan kasusnya adalah ringan, bahkan tanpa gejala," ujar Zubairi Djoerban melalui akun Twitternya, Selasa (7/12).
Maka dari itu, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) ini mengimbau masyarakat untuk tidak panik menyikapi perkembangan sebaran varian Omicron di banyak negara.
"Angka rawat inap dan kematian karena Omicron juga rendah. Meski begitu, tetap pakai masker Anda, waspada, namun jangan panik," demikian sosok yang kerap disapa Prof. Beri ini menutup.
Teranyar, pemerintah menyiapkan langkah pencegahan untuk mengantisipasi ancaman varian Omicron ini. Di mana, Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo telah memerintahkan jajarannya untuk segera menyiapkan mekanisme pemberian vaksin suntikkan dosis ketiga untuk masyarakat.
Rencananya, vaksinasi dosis ketiga atau
booster akan dilakukan dengan dua mekanisme. Yaitu, di satu sisi disediakan untuk masyarakat dengan kategori tertentu secara gratis, dan kedua dilakukan dengan cara berbayar.
Terkait rencana
booster tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi pelaksanaannya akan dilakukan mulai Januari tahun depan.
Adapun khusus untuk
booster berbayar, dia mengupayakan agar tarif tertinggi berada pada kisaran Rp 300 ribu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: