Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ilmuwan Prancis Temukan Varian Baru Covid-19, Punya 46 Mutasi yang Diyakini Lebih Menular

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 04 Januari 2022, 14:31 WIB
Ilmuwan Prancis Temukan Varian Baru Covid-19, Punya 46 Mutasi yang Diyakini Lebih Menular
Virus corona/Net
rmol news logo Varian baru dari virus corona SARS-CoV-2 kembali ditemukan. Varian dengan 46 mutasi ini ditemukan di Prancis, menambah kekhawatiran global yang sudah dibuat was-was dengan kehadiran Omicron.

Dalam makalah yang diunggah di medRxiv, para ilmuwan Prancis mengatakan, varian yang dijuluki B.1.604.2 itu diyakini lebih mudah menular dan resisten terhadap vaksin.

Varian tersebut pertama kali ditemukan oleh para ilmuwan di Insitut Rumah Sakit Universitas Infeksi Méditerranée (IHU) pada 10 Desember 2021. Varian dideteksi pada pasien dari Forcalquier, wilayah Alpes-de-Haute-Provence.

Ia adalah seorang lelaki yang telah divaksinasi lengkap, yang telah kembali dari Kamerun pada November. Tiga hari kemudian dia dinyatakan positif Covid-19 dengan gejala pernapasan ringan.

Selain itu, ada 12 kasus dengan varian "kombinasi atipikal" yang telah dikonfirmasi di dekat daerah Marseilles. Data menunjukkan banyak dari pasien memerlukan rawat inap.

"Kami memang memiliki beberapa kasus varian baru di wilayah Marseilles. Kami menamakannya varian IHU. Dua genom baru yang baru saja dikirimkan," kata Profesor IHU Philippe Colson.

Pengujian telah menunjukkan bahwa jenis virus corona membawa mutasi E484K, yang diyakini membuatnya lebih tahan terhadap vaksin, dan mutasi N501Y yang awalnya ditemukan pada varian Alpha.

“Deteksi selanjutnya oleh qPCR dari tiga mutasi pada gen lonjakan untuk menyaring varian, seperti yang dilakukan secara sistematis di Prancis dalam kasus positif SARS-CoV-2, mengungkapkan kombinasi atipikal dengan negatif L452R, positif E484K, dan negatif E484Q, yang tidak sesuai dengan pola varian Delta yang terlibat dalam hampir semua infeksi SARS-CoV-2 pada waktu itu," jelas para ilmuwan.

Omicron atau B.1.1.529 saat ini mendorong jumlah kasus Covid-19 ke level tertinggi baru di seluruh dunia, membawa sekitar 50 mutasi. Omicron disebut lebih mampu menghindari kekebalan, tetapi tidak memicu penyakit parah. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA