Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pakai Sinovac, Kemampuan Indonesia Tangani Gelombang Omicron Dipertanyakan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 07 Februari 2022, 13:40 WIB
Pakai Sinovac, Kemampuan Indonesia Tangani Gelombang Omicron Dipertanyakan
Ilustrasi/Net
rmol news logo Indonesia mulai menghadapi gelombang ketiga Covid-19. Lonjakan infeksi Covid-19 secara signifikan didorong oleh varian Omicron.

Indonesia mencatat 36.057 kasus Covid-19 pada Minggu (6/2), sehingga jumlah keseluruhannya menjadi 4.516.480 kasus sejak awal pandemi.

Sementara itu, positivity rate atau tingkat kasus positif terhadap jumlah tes mencapai 13,58 persen. Angka itu melebihi ambang batas 5 persen dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyatakan situasi terkendali.

Sejauh ini, sudah 45,9 persen atau 208 juta orang yang divaksinasi lengkap di Indonesia. Sebanyak 79 persen di antaranya menggunakan Sinovac.

Situasi ini memunculkan banyak pertanyaan terkait kemampuan Indonesia menangani gelombang ketiga Covid-19. Hal itu lantaran Sinovac diragukan keefektivitasnya terhadap Omicron, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh para peneliti di University of Hong Kong dan Chinese University of Hong Kong pada Desember tahun lalu menunjukkan, dua dosis Sinovac tidak menghasilkan antibodi yang cukup untuk melawan varian Omicron.

Dijelaskan, Omicron juga mengurangi efektivitas dua suntikan vaksin Pfizer BioNTech. Tetapi penelitian tersebut menekankan bahwa booster Pfizer kemungkinan lebih efektif daripada dosis ketiga Sinovac.

Studi lain yang dilakukan oleh National Natural Science Foundation of China dan diterbitkan dalam jurnal Emerging Microbes & Infections pada bulan yang sama menunjukkan pengurangan yang signifikan dalam kemanjuran booster dengan Sinopharm.

Sinopharm sendiri mirip seperti Sinovac karena menggunakan  partikel virus mati untuk mengekspos sistem kekebalan tubuh terhadap Covid-19.

Para peneliti di Universitas Yale dan Kementerian Kesehatan Dominika juga menemukan tidak adanya antibodi penetral di antara mereka yang menerima dua suntikan Sinovac. Penelitian diterbitkan bulan lalu di jurnal Nature Medicine. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA